Tragedi Lion JT-610, Korban Tidak Utuh Lagi Menjadi Kendala Identifikasi
Rabu, 31 Oktober 2018, 10:26 WIBBisnisnews.id - Hari ketiga tragedi jatuhnya pesawat Lion JT-610, pencarian terus difokuskan kepada korban dan bangkai pesawat yang belum jelas posisinya di dasar laut yang kedalamannya antara 30 sampai 35 meter.
Sampai Selasa Sore (30/10/2018) jumlah kantong mayat yang dibawa ke RS Polri Kramat jai jakarta Timur mencapai 34 kantong. Juga belum diketahui, satu kantong mayat itu untuk berapa orang, karena korban yang dtemukan sudah tidak utuh lagi.
Kesaksian sejumlah petugas, yang bisa dievakuasi dan dimasukan kedalam kantong mayat ialah, bagian potongan tubuh, seperti kaki, keala, tangan dan bagian tubuh lainnya. Belum ada satupun dari korban yang dtemukan utuh.
Tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri yang bekerja melakukan identifikasi, sampai saat ini (Rabu/1/10/2018) belum mengumumkan identitas para korban.
KN-355 KSOP Kepulaua Seriba diterjunkan menyisir pantai untuk mengevakuasi korban pesawat Lion JT-610
Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2018) malam mengakui, belum ada satupun jenazah korban jatuhnya esawat Lion JT-610 yang teridentifikasi.
Salah satu kesulitannya ialah, jenazah yang duterima pihak rumah sakit adalah bagian tubuh yang terpotong-potong. Perlu keja extra untuk mengetahui identitas para korban.
"Kondisi yang kita terima adalah body part. Memang ada beberapa ciri spesifik tapi kita belum bisa merilis itu, data ante mortem, karena ada sejumlah keterangan keluarga yang mempunyai keluarga ciri yang sama," jelasnya.
Pada Selasa sore pihak RS Polr juga kedatangan dua kantong jenazah, yang berisi potongan-potiingan tubuh. Naun belum dilakukan lemriksaan.
Arthur menyebutkan, hasil identifikasi korban Lion Air bisa diketahui dalam beberapa waktu ke depan. Paling cepat, ungkapnya empat sampai lima hari hasil DNA.
Diakui, sampai saat ini sudah ada 185 data ante mortem . Dari jumlah itu, sebanyak 147 sudah diambil data DNA. Data ini yang digunakan oleh para dokter ahli forensik. (Syam)
Tim SAR Gabungan terus bekerja melakukan evakuasi para korban dan memasukannya ke kantong jenazah untuk dibawa ke RS Polri Kamat Jati. Para petugas ini bekerja 24 jam dan terus menyuri pantai.