“BHINEKA Tunggal Ika” Insipirasi Kelahiran Sang Maskot
Selasa, 16 Januari 2018, 23:45 WIBBisnisnews.id – Bhineka Tunggal Ika menjadi istilah yang digunakan sebagai maskot Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Kata Bhineka Tunggal Ika sendiri dibagi menjadi tiga nama maskot yang digunakan pada Asian Games ke-18.
Bhin-bhin adalah seekor burung Cenderawasih yang populasinya banyak tersebar di Irian Jaya. cenderawasih dijuluki burung dari surga karena keindahan bulunya dan memiliki keunikan pada bulu berwarna beragam yang terletak pada buntutnya.
Atung merupakan Rusa yang tersebar di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Satwa tersebut masuk dalam kategori nokturnal yang melakukan aktifitas di malam hari.
Kaka adalah hewan langka yang hanya dapat ditemukan di Ujung Kulon, Banten. Bahkan Badak bercula satu tersebut populasinya kini kian terancam punah, tercatat hingga saat ini hanya tersisa sekitar 50 sampai 60 ekor saja.
Sementara itu, bila nama ketiga maskot itu digabungkan maka akan terbentuk kata Bhineka Tunggal Ika yang memilik arti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Hal tersebut sesuai dengan Indonesia yang penuh keragaman budaya dan suku.
Tidak hanya tiga satwa asli Indonesia saja yang akan diperkenalkan pada multievent terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade, namun masih ada hal lain seperti kain-kain yang digunakan oleh setiap maskot tersebut.
Bhin-bhin seekor burung Cenderawasih yang menyimbolkan strategi, mengenakan kostum berupa rompi dengan motif asmat dari Papua.
Sedangkan Atung hewan Rusa Bawean yang melambangkan kecepatan tersebut menggunakan kain sarung dengan desain tumpal yang berasal dari daerah Jakarta.
Dan yang terakhir adalah Kaka, satwa Badak bercula satu yang diartikan sebagai simbol dari kekuatan. Kaka sendiri memakai syal dengan corak khas Palembang. (Rayza)