Selat Lombok Ikut Dibahas dan Diusulkan Menjadi Wilayah Sensitif
Rabu, 10 Juli 2024, 15:34 WIBBISNISNEWS.id - Selat Lombok dipromosikan sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) oleh delegasi Indonesia, disela-sela Sidang IMO Council 132 di Markas Besar IMO di London Inggris, pada 9 Juli 2024.
Promosi PSSA Selat Lombok itu disampaikan Ketua Delegasi Indonesia yang juga Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Capt. Antoni Arif Priadi
“Kami berinisiatif untuk mensponsori Coffee Break bagi semua delegasi yang hadir untuk mempromosikan pengusulan PSSA Selat Lombok,” ungkap Antoni.
Pada kesempatan tersebut, Antoni menyampaikan kepada delegasi yang hadir, bahwa sebagai Anggota Dewan IMO, Indonesia senantiasa berkomitmen untuk memperkuat peran IMO sebagai sebuah organisasi maritim dunia dan mewujudkan keselamatan dan keamanan bagi perkembangan maritim yang berkelanjutan.
Antoni mengatakan, penetapan Nusa Penida dan Gili Matra di Selat Lombok sebagai PSSA ini adalah salah satu wujud upaya Indonesia untuk melindungi lingkungan maritim, karena area tersebut memiliki termasuk dalam Segitiga Terumbu Karang, sebuah pusat keanekaragaman hayati laut yang diakui secara global, tempat terjadinya kaleidoskop kehidupan, yang tumbuh subur dengan beragam spesies karang yang luar biasa.
Oleh karenanya, usulan Indonesia untuk menetapkan Selat Lombok sebagai PSSA ini diharapkan dapat mengadvokasi konservasi kekayaan ekologi di kawasan tersebut. Selain itu juga merupakan pengakuan terhadap dua arti penting wilayah tersebut, yakni surga bagi keanekaragaman hayati yang kaya dan landasan identitas ekonomi dan budaya lokal, namun rentan terhadap dampak peningkatan volume pelayaran internasional.
“Pengajuan usulan tersebut akan disubmit ke IMO pada sesi MEPC ke-82 pada bulan September mendatang, untuk itu kami berupaya untuk menggalang dukungan dari negara-negara anggota yang hadir pada Sidang ini,” jelasnya
Selain mempromosikan pengusulan Selat Lombok sebagai PSSA, Antoni juga menjelaskan perkembangan teknologi atau digitalisasi dalam mendukung program-program maritim di Indonesia, antara lain pengembangan INDOSREP yang mendukung keselamatan pelayaran, implementasi sistem pelayanan informasi Inaportnet di Pelabuhan-Pelabuhan seluruh Indonesia, serta diluncurkannya E-Signed Certificate yang memudahkan para Pelaut di Indonesia.
Pada hari kedua Sidang Council 132, Delegasi Republik Indonesia berkesempatan untuk melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal IMO, Arsenio Dominguez.
Pertemuan dengan Sekjen IMO ini dilakukan untuk menyerahkan Instrumen Aksesi Amandemen Konvensi IMO, 2021 yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Perpres No.25 Tahun 2024 tentang Pengesahan Amendments to The Convention on the International Maritime Organization, 2021 (Amandemen terhadap Konvensi Organisasi Maritim Internasional, 2021)
“Penyerahan instrumen aksesi ini menegaskan komitmen Indonesia terhadap reformasi Council, yakni mewujudkan Dewan IMO yang lebih transparan, terwakili dan akuntable,” kata Antoni.
Reformasi Dewan IMO, menurut Antoni, penting untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam melindungi kepentingan negara anggota. Indonesia sebagai negara di jalur utama pelayaran internasional, perlu memperhatikan dan melindungi kepentingan pelaut Indonesia dan peran pelayaran dalam perekonomian dunia.
“Oleh karenanya, Indonesia sebagai anggota Dewan IMO akan melanjutkan proses reformasi Dewan IMO secara transparan, inklusif dan inovatif,” jelas Antoni. (*/syam)