5.600 Pejuang Asing Pulang Ke Negara Asal
Selasa, 24 Oktober 2017, 21:48 WIBBisnisnews.id - Sedikitnya 5.600 pendukung ISIS telah kembali ke negara asal mereka karena kehilangan tanah di Irak dan Suriah, sebuah laporan baru mengatakan.
Soufan Center, kelompok pemikir yang berbasis di AS, mengatakan 33 negara telah melaporkan kedatangan dalam dua tahun terakhir.
Angka tersebut mencakup setengah dari sekitar 850 orang yang meninggalkan Inggris.
Laporan tersebut mengatakan bahwa orang-orang yang kembali akan terus menghadirkan tantangan keamanan selama bertahun-tahun yang akan datang.
ISIS telah kehilangan banyak wilayah. Pekan lalu, aliansi yang didukung AS dari pejuang Kurdi Suriah dan Arab mengatakan bahwa mereka telah menguasai sepenuhnya Raqqa, wilayah de facto jihadis.
Pemulihan data menyusul jatuhnya pusat-pusat ISIS seperti Raqqa telah mengkonfirmasi 19.000 identitas dari lebih dari 40.000 orang asing dari 110 negara yang diperkirakan berdatangan ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok jihad.
Mengutip angka yang diberikan oleh pihak berwenang di 33 negara, Soufan Center mengatakan setidaknya 5.600 pejuang asing sekarang diyakini telah kembali ke rumah.
Mereka mencakup 400 dari 3.417 pejuang dari Rusia; 760 dari 3.244 dari Arab Saudi; 800 dari 2.926 dari Tunisia; dan 271 dari 1.910 dari Perancis.
Laporan Soufan Center mengatakan arus pejuang asing berhenti secara tiba-tiba pada akhir 2015, karena ISUS mulai menderita kekalahan dan negara menerapkan larangan perjalanan.
Ini merupakan tantangan besar bagi entitas keamanan dan penegakan hukum, menurut laporan tersebut.
"Meskipun ada ketidaksepakatan mengenai ancaman bahwa pejuang asing dapat datang ke negara asal mereka, atau ke negara lain yang mereka lewati, tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa akan tetap berkomitmen terhadap jihad yang kejam," katanya dikutip dari BBC.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa saat kekhalifahan teritorial menyusut, kepemimpinan ISIS melihat para pendukung di luar negeri, termasuk orang-orang yang kembali, untuk menjaga agar ISIS tetap hidup.
"Mereka yang kembali mungkin sangat rentan terhadap kontak dari orang-orang yang merupakan bagian dari jaringan yang merekrut mereka, atau meminta bantuan dari mantan rekan kerja untuk senjata."
Soufan Center mencatat bahwa pemerintah Tunisia telah merevisi jumlah orang Tunisia yang diyakini bergabung dengan IS dari 6.000 pada tahun 2015 menjadi 2.920. Revisi itu berarti Rusia adalah rumah pejuang asing terbanyak. (marloft)