Adendum KA Cepat Jakarta-Bandung Segera Ditandatangani
Jumat, 18 Agustus 2017, 23:29 WIBBisnisnews.id-Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub Zulmafendi mengatakan, penandatanganan adendum perjanjian PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan Kemenhub akan segera segera direalisasikan.
Kata Zulmafendi, draf perubahan perjanjian konsesi penyelenggaran high speed railway (HSR) Jakarta-Bandung rampung diperkirakan selwsai pada akhir Agustus 2017 ini.
"Kita tunggu saja draf itu selesai baru adendum itu dilaksanakan. Kemungkinan setelah Agustus ini," jelas Zulmafendi, Jumat (18/8/2017)di Jakarta.
Senumlah perubahan dalam perjanjian tersebut kata Zulma, terkait hak dan kewajiban PT KCIC serta Pemerintah Indonesia. Termasuk kebijakan dalam menghadapi keadaan-keadaan darurat, seperti keadaan kahar.
Selain itu, perubahan perjanjian pun meliputi masa konsesi. Namun, belum dijelaskan hal itu secara lebih terperinci.
"Ini ada beberapa hal yang minggu lalu kami bahas kembali. Tapi secara keseluruhan sudah hampir final sebentar lagi akan kami tanda tangani. Insya Allah pembahasannya selesai bulan ini," kata Zulmafendi
Menurut dia, PT KCIC secara intens memberikan laporan mengenai perkembangan proyek senilai US$ 5,9 miliar tersebut kepada Kemenhub. Zulmafendi menyebutkan, selain mengurus perubahan perjanjian, KCIC terus melaksanakan upaya pembebasan lahan.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memperkirakan seluruh persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung rampung pada akhir pekan ini. Kemudian, semua persyaratan tersebut akan diserahkan kepada China Development Bank (CDB) selaku lembaga keuangan yang akan memberikan pinjaman.
"Saat ini sedang finalisasi. Saya rasa ini sudah memfinalkan dengan China Development Bank. Jadi, setahu saya dari laporan terakhir adalah pada akhir minggu ini terselesaikan semua persyaratan untuk mendapatkan pinjaman. Untuk persyaratannya itu sudah ya, panjang," jelas Rini.
Selain itu, dia memastikan, proyek ini senantiasa dihitung secara seksama agar memastikan internal rate of return (IRR) dari proyek ini bisa terjaga untuk investasi badan usaha.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sempat menyatakan, pihaknya mendapatkan tugas agar konstruksi prasarana kereta cepat sepanjang 142,3 km, khususnya pada segmen jembatan, dibangun sesuai dengan standar. Tetapi, sampai sekarang evaulasi teknis masih terus berjalan.
“Di saya itu bagian teknis. Belum selesai, masih evaluasi dengan Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan. Ini harus teliti banget ya karena 60% itu jembatan panjang. 30% itu tunnel, sisanya itu yang biasa. Jadi memang harus teliti banget. Datanya masih diminta terus, ini belum selesai. Evaluasi tergantung data yang masuk,” imbuh Basuki.
Sebagaimana diketahui, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan hasil kerja sama konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium perusahaan Tiongkok. Adapun badan usaha negara yang terlibat adalah PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, PT KAI, dan PT Perkebunan Nusantara VIII.
Sepanjang lintasan kereta cepat itu akan melalui empat stasiun, yakni Halim Perdanakusumah, Karawang, Walini, dan Tegalluar di Bandung. (Syam S)