AirNav Siapkan Anggaran Peningkatan Navigasi Rp 2,6 Triliun
Rabu, 20 Februari 2019, 18:16 WIBBisnisnews.id - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia tahun ini alokasikan anggaran sebesar Rp 2,6 triliun.
Nilai investasi tahun ini kata Dirut AirNav Indonesia Novie Riyanto, lebih besar dari tahun.2018 sebesar Rp 1,9 trliun. Diantaranya untuk memodernisasi peralatan CNS-A (Communication, Navigation, Surveillance dan Automation) dan peningkatan kualitas personel layanan navigasi penerbangan.
“Selama enam tahun kamj berupaya maksimal memberikan layanan navigasi penerbangan untuk meningkatkan kualitas layanan. Tahun ini kami siapkan anggaran lebih besar lagi yakni Rp 2,6 triliun untuk 290 program peningkatan layanan navigasi penerbangan di seluruh Cabang AirNav Indonesia baik di Bandara besar maupun perintis," tutur Novie, Rabu (20/2/2019) di Padang dalam diskusi dengam para awak media tentang peningkatan navigasi udara.
Diskusi yang dipandu Corporate Secretary AirNav Indonesia Didit Radityo itu juga dihadiri Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Sumatera Agoes Soebagyo
Dijelaskan, alokasi anggaran untuk peralatan communication adalah Rp 260,4 miliar (10%), navigation Rp 113,5 miliar (4%), surveillance Rp 222 miliar (9%), automation Rp 1,1 triliun (44%), mechanical & electrical Rp.71,4 miliar (3%) serta building & supporting Rp 779,7 miliar (30%).
“Dalam mengantisipasi pertumbuhan traffic penerbangan, kualitas layanan navigasi penerbangan, kami tingkatkan bukan hanya di Bandara besar, tetapi juga bandara yang lebih kecil hingga Bandara perintis. Papua misalnya, tahun ini kami meluncurkan 45 program senilai Rp 245,5 miliar, meningkat dibandingkan tahun 2018 senilai Rp156 miliar,” ujarnya.
Novie memaparkan beberapa program besar AirNav Indonesia tahun 2019 antara lain; pembangunan menara pengendali lalu lintas penerbangan (ATC Tower) di New International Yogyakarta Airport (NYIA), Banjarmasin, Solo, Ilaga, Wamena, Palu, Silangit, Bengkulu, Letung, Muara Teweh, Dekai dan Sintang
Peremajaan dan upgrade ADS-B (Automatic Dependent Surveillance Broadcast) di sejumlah bandara, A-SMGCS (Advanced-Surface Movement Guidance and Control System) level 2 di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, penambahan mobile tower, serta 3D ATC simulator dan surveillance simulator.
Seluruh program investasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan layanan navigasi penerbangan secara merata di seluruh ruang udara Indonesia. Layanan navigasi penerbangan yang diberikan oleh AirNav Indonesia sepanjang tahun 2018 mendapatkan predikat excellent dari maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia.
“Sinergi dengan seluruh stakeholder penerbangan adalah kunci keberhasilan dalam merangkai konektivitas udara. Kami mengapresiasi INACA yang telah memberikan predikat excellent untuk layanan navigasi penerbangan. Capaian menjadi pelecut semangat baru untuk terus meningkatan layanan navigasi penerbangan,” tutur Novie.
Kualitas Layanan
Service Quality Index (SQI) berdasarkan survei yang dilakukan oleh INACA meningkat menjadi 4,31 di tahun 2018 dari sebelumnya 4,07 di tahun 2017. SQI didapatkan melalui perpaduan antara Cockpit Crew Satisfaction Index (CSI) dengan proporsi nilai 80% dan Observed Quality Index (OQI) dengan proporsi nilai 20 persen.
CSI ditentukan melalui metode survei dan wawancara Proportionate Stratified Random Sampling (PSRS) terhadap 1.015 pilot on duty yang mendarat di lokasi survei, yang terdiri dari 844 pilot rute domestik dan 171 pilot rute internasional.
Pertanyaan yang diajukan seputar kualitas layanan navigasi penerbangan seperti kualitas komunikasi penerbangan, informasi penerbangan, informasi cuaca, prosedur layanan navigasi penerbangan dan kualitas personel navigasi penerbangan yang memberikan layanan tersebut.
OQI ditentukan melalui observasi langsung yang dilakukan oleh tim INACA dan AirNav Indonesia di 10 lokasi antara lain Jakarta Air Traffic Services Canter (JATSC), Makassar Air traffic Services Center (MATSC), Balikpapan, Batam (Tanjung Pinang). (Syam S)