Amazon Masuki Asia Tenggara, Dimulai Dari Singapura
Kamis, 27 Juli 2017, 14:43 WIBBisnisnews.id - Amazon meluncurkan layanan pengiriman ekspres di Singapura pada hari Kamis 27 Juli, raksasa ritel online AS pertama ke Asia Tenggara dan menempatkannya dalam persaingan langsung dengan Alibaba China.
Aplikasi Prime Now sekarang mengizinkan pembeli online di Singapura untuk memesan berbagai barang dari produk bayi hingga makanan, barang elektronik dan bir.
Ini menandai masuknya Amazon ke wilayah yang berpenduduk lebih dari 600 juta orang, di mana banyak negara kelas menengah yang sedang tumbuh dan dipandang sebagai medan pertempuran e-commerce berikutnya.
"Masuknya Amazon disambut baik oleh pembeli di wilayah ini, mereka akan mendapatkan keuntungan dari pilihan, persaingan harga dan layanan pengiriman yang lebih baik," kata Prem Shamdasani, profesor pemasaran di Universitas Nasiona Sekolah Bisnis Singapura.
Alibaba sudah memulai di wilayah ini dengan 83 persen saham di toko online yang berpusat di Asia Tenggara, Lazada.
Perusahaan China yang didirikan Jack Ma ini menaikkan sahamnya di Lazada bulan lalu dengan investasi 1 miliar dollar.
Aplikasi Prime Now dapat diunduh di Google Play Store dan iTunes milik Apple di Singapura.
Dengan hanya memasukkan kode pos setelah memasang aplikasi di perangkat mereka, pembeli dapat mulai menempatkan pesanan online mereka. Layanan menjanjikan pengiriman barang dalam waktu dua jam.
Konsultan bisnis Frost & Sullivan memproyeksikan penjualan ritel online di Asia Tenggara mencapai lebih dari empat kali lipat menjadi 71 miliar dolar pada tahun 2021 dari sebelumnya 16 miliar dolar pada tahun 2016.
Sektor e-commerce mencapai 4,1 persen dari total pasar ritel untuk wilayah tersebut tahun lalu, namun pangsa ini diperkirakan akan meningkat menjadi 11,5 persen pada 2021, kata konsultan tersebut.
Tapi Shamdasani mengingatkan kesulitan pasar. Asia Tenggara termasuk negara yang relatif kaya seperti Singapura, namun merupakan negara berkembang dengan infrastruktur buruk dimana lebih sulit untuk melakukan bisnis.
"Sementara e-commerce yang ditentukan untuk menumbuhkan pasar di Asia Tenggara relatif kecil dan terfragmentasi dengan margin yang sempit," katanya.
Dia mengatakan Amazon akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dari banyak peritel ternama yang merangkul e-commerce dan memberikan pengalaman berbelanja omni-channel mulus kepada pelanggan mereka.
Mei Lee Quah, analis strategi telekomunikasi dan pembayaran di konsultan bisnis Frost & Sullivan mengatakan bahwa sementara Amazon dan Alibaba adalah saingan, namun penawaran produk mereka juga saling melengkapi.
"Penawaran mereka akan sedikit berbeda karena Amazon membawa produk AS," kata Quah kepada AFP.
"Lazada bermain di bidang yang sedikit berbeda, mereka juga berkualitas tapi jangkauannya berbeda, ia lebih banyak melayani pasar Asia secara keseluruhan," tambahnya. (marloft)