AP II Resmi Kelola Bandara Hanandjoeddin Belitung dan Fatmawati Bengkulu
Minggu, 13 Oktober 2019, 20:42 WIBBisnisNews.id -- President Director (Presdir) PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan dengan diserahkannya secara resmi pengelolaan tiga bandara ( Radin Inten II, Hanandjoeddin Belitung, dan Fatmawati Bengkulu) ini, maka Angkasa Pura II sekarang mengelola 19 bandara.
“Hari ini merupakan bagian dari sejarah bagi Angkasa Pura II karena portofolio pengelolaan bandara kami bertambah menjadi 19 bandara setelah mendapat tambahan 3 bandara melalui skema KSP Barang Milik Negara pada tahun ini," kata Awaluddin di Jakarta, Minggu (13/10/2019).
Seperti, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan secara resmi memberi mandat pengelolaan BaBandara HAS Hanandjoeddin (Belitung) dan Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu) ke Angkasa Pura II.
Mandat tersebut tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara (BMN) Pada Bandar Udara Kelas I HAS Hanandjoeddin dan Fatmawati Soekarno yang ditandatangani Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti dan President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta.
Dikatakan Awaluddin, tentu tak hanya pengelolaan bandara yang kami lakukan di tiga bandara tambahan itu. "Tetapi juga optimalisasi serta pengembangan fasilitas sehingga bandara-bandara itu dapat berkontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian dan pariwisata setempat,” jelas Awaluddin lagi.
Sejalan dengan KSP Barang Milik Negara yang disepakati, AP II akan menerima pendapatan aeronautika, pendapatan nonaeronautika dan pendapatan kargo dari pengelolaan bandara. Selanjutnya, AP II melakukan pembayaran atas kontribusi tetap dan pembagian keuntungan kepada Ditjen Perhubungan Kemenhub.
Serahkan Aset Kembali
Menurut Awaluddin, pihak Angkasa Pura II juga akan menyerahkan hasil pengembangan, pembangunan dan penambahan fasilitas di bandara-bandara dimaksud kepada Ditjen Perhubungan Udara ketika perjanjian berakhir.
Awaluddin mengungkapkan di Bandara HAS Hanandjoeddin, Angkasa Pura II akan membangun terminal baru dan perluasan terminal eksisting untuk mengakomodir maksimal 6 juta penumpang hingga 30 tahun mendatang.
Sebab, terminal yang ada saat ini sudah tidak memadai karena hanya mampu melayani 300.000 penumpang, sementara jumlah penumpang yang datang dan pergi dari Bandara HAS Hanandjoeddin sudah tembus 1 juta orang per tahun.(helmi)