AP II Serahkan SK Organisasi dan Penugasan Karyawan Jelang Pengalihan Operasional 3 Bandara 1 Januari 2020
Selasa, 31 Desember 2019, 19:14 WIBBisnisNews.id -- PT Angkasa Pura II (Persero) resmi mengelola 3 bandara lagi yaitu Radin Inten II di Lampung, Fatmawati Soekarno di Bengkulu, dan HAS Hanandjoeddin di Belitung terhitung mulai 1 Januari 2020. Pada Selasa 31 Desember 2019, AP II menyerahkan Surat Keputusan (SK) terkait Organisasi dan Penugasan Karyawan di masing-masing bandara tersebut.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan penyerahan SK tersebut menandakan bahwa secara administrasi pengelolaan 3 bandara tambahan itu tidak mengalami kendala apa pun.
“Penyusunan struktur organisasi beserta penugasan karyawan PNS ke PT Angkasa Pura II sudah selesai dilakukan, dan SK terkait itu hari ini kami serahkan kepada yang berhak menerima," kata Awaluddin di Jakarta.
“Secara administrasi pengalihan operasional bandara dari Kementerian Perhubungan ke PT Angkasa Pura II sudah dilakukan sebagaimanan peraturan yang berlaku. Dan, besok secara resmi 3 bandara tersebut akan bergabung menjadi keluarga baru PT Angkasa Pura II,” ujar Muhammad Awaluddin.
Beralihnya operasional 3 bandara tersebut dari Kemenhub ke PT Angkasa Pura II tersebut melalui skema Kerja Sama Pemanfaataan Barang Milik Negara (KSP BMN), di mana PT Angkasa Pura II akan bertanggung jawab terhadap operasional dan pengembangan bandara-bandara itu.
Skema ini merupakan wujud dari keterlibatan BUMN dalam mengembangkan infrastruktur pemerintah sehingga tidak memberatkan APBN.
Rencana Pengembangan Bandara
Adapun PT Angkasa Pura II juga sudah menetapkan rencana pengembangan di masing-masing bandara itu. Di Bandara Radin Inten II, Lampung, PT Angkasa Pura II menyiapkan pengembangan dengan konsep Aerocity.
“Bandara Radin Inten II ke depannya menjadi kawasan pusat aktivitas bisnis yang baru di Lampung, dilengkapi dengan area komersial, properti, pergudangan kargo, hingga bengkel pesawat yang kita kenal dengan MRO [maintenance, repair dan overhaul],” jelas Muhammad Awaluddin.
Tidak hanya itu, nantinya Radin Inten II juga terkoneksi dengan moda transportasi kereta sebagai alternatif moda transportasi dari dan ke pusat kota Bandar Lampung. Adapun saat ini juga sudah dibuka jalan tol Trans Sumatera di dekat bandara.
Sepanjang tahun lalu, jumlah penumpang di Radin Inten II mencapai 1,99 juta penumpang dengan pergerakan pesawat 16.058 pergerakan.
Sementara itu di Bandara HAS Hanandjoeddin akan dibangun terminal baru guna mengakomodir pertumbuhan penumpang pesawat di Belitung. Terminal baru tersebut berkapasitas maksimal 6 juta penumpang hingga 30 tahun mendatang.
Saat ini terminal hanya berkapasitas 300.000 penumpang, sementara pergerakan sudah mencapai sekitar 1 juta penumpang setiap tahunnya.
“Total dana pengembangan yang kami siapkan di HAS Hanandjoeddin mencapai Rp559,9 miliar, setengahnya untuk pembangunan dan pengembangan terminal penumpang pesawat dan sisanya untuk fasilitas antara lain penebalan runway,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun di Bandara Fatmawati Soekarno akan dikembangkan fasilitas sisi udara (air side) berdasarkan kebutuhan, di mana berdasarkan analisa awal yang dibutuhkan bandara tersebut adalah yakni perpanjangan runway saat ini berdimensi 2.250 x 45 meter menjadi 2.800 x 45 meter. Seiring dengan hal tersebut, apron juga diperluas hingga nantinya maksimal berukuran 475 m x 115 m.
Selain itu PT Angkasa Pura II juga akan memperluas terminal hingga nantinya maksimal dapat mengakomodir 5 juta penumpang per tahun. Pada 2018 pergerakan penumpang sudah mencapai 1 juta penumpang, sementara kapasitas terminal 500.000 per tahun.
Muhammad Awaluddin mengatakan PT Angkasa Pura II akan berupaya agar tiga bandara yang dikelola mulai 1 Januari 2020 ini dapat meningkatkan kontribusinya dalam mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata setempat. Dengan bergabungnya 3 bandar ini, maka PT Angkasa Pura II pada 2020 mengelola total 19 bandara di Indonesia.(elm/helmi)