Arab Saudi Cegat Rudal Dekat Riyadh
Minggu, 05 November 2017, 07:01 WIBBisnisnews.id - Arab Saudi mengatakan telah mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman, setelah ledakan keras terdengar di dekat bandara Riyadh.
Rudal tersebut hancur karena ibukota dan fragmen-fragmen mendarat di wilayah bandara, kata beberapa pejabat yang dikutip dari kantor berita resmi Saudi Press Agency.
Sebuah saluran TV yang terkait dengan pemberontak Houthi di Yaman mengatakan rudal tersebut ditembakkan ke Bandara Internasional Raja Khalid.
Otoritas penerbangan sipil mengatakan bahwa lalu lintas udara tidak terganggu.
Pasukan Saudi telah melaporkan penembakan terhadap rudal Houthi sebelumnya, meski tidak ada yang mendekati pusat populasi.
Kelompok pemberontak diyakini memiliki akses ke tumpukan rudal balistik Scud dan varian lainnya. Pasukan Saudi sebelumnya mencegat mereka dengan rudal Patriot yang dibeli dari AS.
Houthi melepaskan sebuah rudal ke Riyadh pada bulan Mei, sehari sebelum Presiden AS Donald Trump tiba untuk berkunjung, namun ditembak jatuh di bawah 200km dari ibukota.
Yaman telah hancur oleh perang antara kekuatan pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi yang diakui secara internasional dan mereka yang bersekutu dengan gerakan pemberontak Houthi.
Arab Saudi memimpin kampanye untuk mengalahkan Houthi, dan merupakan kekuatan terbesar dalam koalisi udara internasional yang telah mengebom kelompok pemberontak tersebut sejak tahun 2015.
Pada hari Rabu, sebuah serangan yang dicurigai dilakukan koalisi pimpinan-Saudi membunuh setidaknya 26 orang di sebuah hotel dan pasar di Yaman utara, kata petugas medis dan pejabat setempat.
Koalisi tersebut yang telah mengebom sekolah, rumah sakit, pasar dan daerah pemukiman, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sasaran militer yang sah.
Perundingan yang ditengahi PBB telah gagal mengakhiri pertumpahan darah di Yaman, yang telah menewaskan lebih dari 8.600 orang dan melukai hampir 50.000 orang sejak kampanye yang dipimpin oleh pemerintah Saudi dimulai.
Konflik tersebut juga telah menyebabkan 20,7 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, menciptakan keadaan darurat keamanan pangan terbesar di dunia, dan menyebabkan wabah kolera yang diyakini telah mempengaruhi 884.000 orang dan menyebabkan 2.184 kematian. (marloft)