Arab Saudi JanjiTurunkan Produksinya
Rabu, 13 Februari 2019, 11:51 WIBBisnisnews.id - Janji Arab Saudi sebagai anggota utama OPEC yang akan mengurangi tambahan produksi 500 ribu barel pada Maret 2019 nanti berpengaruh langsung yerhadap kebaikan harga mknyak hingga lebih dari satu persen pada Rabu pagi WIB)
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April naik 0,91 dolar AS atau 1,5 persen, menjadi ditutup pada 62,42 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Reuters seperti dikutip Antara melaporkan minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 0,69 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi ditutup pada 53,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak naik tipis pasca-penyelesaian perdagangan setelah data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS secara tak terduga turun.
Persediaan minyak mentah turun 998.000 barel dalam pekan yang berakhir 8 Februari menjadi 447,2 juta, dibandingkan dengan ekspektasi analis untuk kenaikan 2,7 juta barel. Stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman turun 502.000 barel, kata API.
Pemotongan produksi yang efektif hingga akhir Juni oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia telah memperketat pasar meskipun ada peningkatan produksi di negara-negara non-anggota, terutama Amerika Serikat.
OPEC mengatakan pada Selasa (12/2) bahwa mereka telah mengurangi produksi minyak hampir 800.000 barel per hari pada Januari menjadi 30,81 juta barel per hari di bawah pakta pengurangan pasokan global sukarela.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan kepada Financial Times bahwa negara itu akan memangkas produksi menjadi sekitar 9,8 juta barel per hari pada Maret untuk meningkatkan harga. Sebagai bagian dari kesepakatan OPEC, negara itu berjanji akan memangkas produksi menjadi sekitar 10,3 juta barel per hari.
"Pasar menawar pada laporan OPEC, angka OPEC sendiri, dan Arab Saudi menurunkan angka produksi cukup baik," kata Direktur Energi Berjangka Mizuho, Bob Yawger.
Investor juga berharap bahwa putaran baru perundingan AS-China minggu ini akan membawa kedua pihak mendekati menyelesaikan perang perdagangan mereka yang sedang berlangsung sebelum tenggat waktu 1 Maret, kata Yawger.
Presiden AS Donald Trump mengatakan dia bisa mendorong tenggat waktu untuk menaikkan tarif impor China jika kedua belah pihak cukup dekat untuk mencapai kesepakatan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Selasa (12/2) bahwa pihaknya memperkirakan produksi minyak mentah AS akan mencapai rekor baru sebesar 13,2 juta barel per hari hingga tahun 2020, yang mengapus beberapa reli, kata para pedagang.
OPEC juga memangkas perkiraan permintaan minyak dunia 2019, mengutip perlambatan ekonomi dan perkiraan pertumbuhan pasokan yang lebih cepat dari saingannya, menggarisbawahi tantangan yang dihadapinya dalam mencegah melimpahnya pasokan minyak.(*/Jam)