AS Akan Tambah Jumlah Bandara Untuk Larangan Elektronik Masuk Kabin
Kamis, 06 April 2017, 19:26 WIBBisnisnews.id - AS bisa memperluas jumlah bandara yang terkena larangan elektronik masuk kabin, Menteri Keamanan Dalam Negeri John Kelly mengatakan Rabu (5/04) waktu setempat, berdasarkan ancaman yang dianggapnya nyata.
Kelly mengatakan kepada komite Senat bahwa langkah oleh agensinya yang melarang perangkat besar seperti laptop dibawa masuk kabin dari 10 bandara 8 negara didasarkan pada kekhawatiran tertentu.
"Ini nyata. Saya pikir itu semakin nyata, sehingga kami dapat mengambil tindakan dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk memperluas jumlah bandara," kata Kelly.
Kelly bersikeras tindakan yang diambil sampai saat ini, yang mempengaruhi penerbangan dari negara-negara mayoritas Muslim, tidak diambil karena agama Islam atau alasan merugikan lainnya, melainkan karena kekhawatiran tertentu.
Kelly mengatakan telah menjelaskan Presiden Donald Trump tentang rencana tersebut, tapi itu adalah keputusannya.
CNN melaporkan pada Selasa (4/04) bahwa skrining juga ditingkatkan dan berlangsung di 14 bandara di AS.
Departemen Keamanan Dalam Negeri menargetkan dan mengisolasi pesawat tertentu untuk skrining tambahan setelah mendarat di AS, sebagai bagian dari larangan elektronik yang diumumkan bulan lalu.
Prosedur keamanan tambahan yang terjadi di balik layar tidak diungkapkan secara terbuka oleh DHS ketika mengumumkan larangan perangkat elektronik masuk kabin di penerbangan tertentu.
Sebuah sumber dengan pengetahuan tentang prosedur skrining mengatakan kepada CNN bahwa TSA menargetkan penerbangan dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara dan manyaring mereka dengan anjing pengendus bom dan peralatan lainnya.
CNN juga melaporkan bulan lalu bahwa teroris sedang mengembangkan bom baru yang bisa disembunyikan di laptop untuk menghindari pemeriksaan keamanan bandara. (marloft)