Berjaya Di Taiwan, Pemain Klub Bridge Pertamina Pantas Diperhatikan Satlak Prima
Kamis, 04 Mei 2017, 01:32 WIBBisnisnews.id - Nama Indonesia kembali berkibar di kancah bridge internasional berkat kesuksesan Tim Bridge Pertamina Merah menjuarai Yeh Bros Cup di Koashiung, Taiwan. Prestasi membanggakan ini diharapkan bisa menjadi cermin dalam mempersiapkan tim bridge Merah Putih untuk menghadapi Asian Games 2018.
Selain merebut juara, Indonesia juga memborong peringkat dua dan tiga. Posisi kedua ditempati tim DKI Jakarta. Sedangkan peringkat tiga diisi Tim Pertamina Biru.
"Ini sukses yang luar biasa. Dengan hasil ini kami dari Klub Pertamina berhasil mempertahankan gelar yang diraih tahun lalu. Keberhasilan ini berkat perjuangan para pemain yang luar biasa," kata Ketua Bridge Pertamina, Beni J Ibradi kepada para wartawan media cetak dan televisi di PHE Tower, Jakarta, Rabu (3/5).
Beni yang baru saja meraih penghargaan Golden Award SIWO PWI Pusat 2017 sebagai Pembina Bridge Nasional menjelaskan, tim Pertamina Merah diperkuat oleh Noldy George/Suci Amita Dewi, Franky Karwur/Kristina Wahyu dan Kurnadi Djauhari. Pertamina Blue bermaterikan Beni J Ibradi, David P Hutahaean, Vicky Manoppo, Conny F Sumampouw, dan Rury Andhany. Sedangkan tim DKI menampilkan Taufik Asbi/Lusje Bojoh, Robert Tobing/Juliete Mandolang.
Di final Pertamina Merah menaklukkan Tim DKI yang nota bene diperkuat pemain yang dipersiapkan untuk Asian Games 2018. "Boleh dibilang ini tim Pertamina sebenarnya memborong tiga peringkat teratas. Soalnya pemain yang memperkuat tim DKI juga binaan klub Pertamina," kata Beni yang juga masih aktif bermain dan melatih.
David P Hutahaean yang juga Ketua Harian Pengurus Propvinsi Gabsi DKI Jakarta menyatakan, prestasi di Taiwan itu sungguh membanggakan karena dalam turnamen kali ini tampil 20 tim undangan dari China, Hongkong, Singapura, Indonesia, dan tentu saja tuan rumah Taiwan. "Raihan prestasi ini tidak terlepas dari pembinaan di Klub Pertamina yang dipimpin Pak Beni. Semoga ini akan bisa dipertahankan dan ditingkatkan di kemudian hari. Apalagi ini penting sebagai tolok ukur pembinaan menuju Asian Games 2018 di Indonesia," katanya.
Turun Tangan
Menyinggung tentang persiapan bridge Indonesia menuju Asian Games 2018, Beni J Ibradi dengan tegas menyatakan pihak tidak pernah ikut campur karena sama sekali tidak pernah diajak bicara oleh Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB Gabsi), Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) maupun Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat. Seharusnya, kata Beni, Satlak Prima harus serius turun tangan dalam menyiapkan tim bridge Indonesia dengan mengutamakan pemain-pemain terbaik Indonesia saat ini.
"Mudah-mudahan Satlak Prima bisa memperhatikan hal ini demi kejayaan Merah Putih di Asian Games 2018Saya yakin 90 persen kita akan mampu meraih emas kalau pemain yang dipilih yang terbaik saat ini dan komposisi pemasangan nomor juga sesuai dengan kekuatan yang kita miliki. Untuk putra kita bisa. Kalau putri peluang tetap terbuka karena ini seperti kejuaraan dunia. Saingan kita China," ucapnya.
Namun melihat persiapan yang diatur oleh PB Gabsi, Beni merasa keberatan. Pasalnya, pemain yang dipanggil dicampur-dicampur sesuai selera pengurus dan juga sudah ada yang uzur usianya. Dia menekankan, seharusnya Satlak Prima memilih pemain yang kini berprestasi di tingkat nasional dan sudah teruji di kancah internasional.
"Klub Pertamina yang menjadi tulang punggung tim DKI pada PON tahun 2016 lalu membuktikan menjadi yang terbaik," tuturnya. (Gungde Ariwangsa)