Biaya Terlalu Tinggi, Aboitiz Power Tarik Diri
Selasa, 31 Januari 2017, 21:00 WIBBisnisnews.id - Aboitiz Power memutuskan untuk menarik diri dari proyek panas bumi 110-megawatt di Indonesia karena biaya terlalu tinggi. Mitra lokal, Medco Power terpaksa menjadi pengembang tunggal aset energi terbarukan tersebut.
Aboitiz Power mengatakan kepada Bursa Efek Filipina hari ini, bahwa mereka telah memutuskan untuk menarik diri dari proyek di Ijen, Jawa Timur, yang sempat disepakati dengan Medco di September 2015.
" Program pemboran lubang slim memakan waktu dan biaya lebih dari yang awalnya kita sediakan," kata perusahaan Filipina tersebut dalam sebuah pernyataan dan menambahkan bahwa mereka diharuskan untuk berkomitmen secara substansial menambah lebih banyak uang.
Aboitiz Power mengatakan mereka masih berniat untuk melanjutkan studi kelayakan pada proyek PLTA 127MW di Provinsi Sulawesi Tengah dengan mitra SN Power dan Energy Infranusantara.
Aboitiz Power telah mengalokasikan 500 juta dollar untuk ekspansi di Asia Tenggara. Proyek Jawa Timur sedianya akan menjadi proyek greenfield panas bumi pertama mereka di luar Filipina.
Tanpa perincian lebih lanjut, Aboitiz Power mengatakan akan memfokuskan gantinya kepada sumber daya yang sedang berlangsung dan pipa proyek lainnya.
Sementara itu, Medco berencana untuk melanjutkan proyek, " Kami selalu ingin bekerja dengan mitra, tapi untuk saat ini kita akan melanjutkan sendiri saja, " kata Fazil Erwin Alfitri, Presiden Medco Power Indonesia, kepada Nikkei Asia Review.
Medco Power mengharapkan pengeboran lubang slim kedua selesai dalam waktu satu bulan. Lalu akan mengebor lebih banyak sumur untuk memastikan jumlah energi yang bisa dihasilkan dari tanah. Pembangunan pembangkit listrik mungkin akan mulai tahun 2019 dan bisa selesai pada 2021, menurut eksekutif Medco.
" Tujuan kami adalah 110MW, " katanya. " Namun jika lebih kecil, kita harus kembali ke pemerintah. "
Setelah hampir dua dekade mengejar pertumbuhan di luar negeri, produsen minyak dan gas Indonesia, Medco Energi Internasional kembali ke Indonesia karena kesempatan emas untuk diversifikasi melihat pemain asing keluar.
Meskipun ukurannya yang kecil, Medco telah menandatangani kesepakatan senilai sekitar 3 miliar dollar di Indonesia selama enam bulan terakhir, mengakuisisi tambang tembaga utama dan blok minyak lepas pantai perusahaan AS, serta memenangkan penawaran untuk pengembangan proyek pengolahan air. (marloft)