BPH Migas Akhirnya Cabut Pembatasan Penjualan BBM Jenis Solar
Kamis, 03 Oktober 2019, 13:07 WIBBisnisNews.id -- Dengan memperhatikan hasil Rapat Pimpinan Kementerian ESDM yang dipimpin Menteri ESDM Ignasius Jonan 27 September 2019, untuk menjaga stabilitas di masyarakat meminta kepada BPH Migas untuk mencabut Surat Edaran Nomor 3865.E/Ka BPH/2019 tentang Pengendalian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu tahun 2019.
"Sehubungan dengan berbagai pertimbangan dan kondisi dinamis yang afa, BPH Migas mencabut sementara Surat Edaran Nomor 3865.E/Ka BPH/2019 tentang Pengendalian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu tahun 2019," begitu kutipan surat Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa kepada Dirut Pertamina di Jakarta.
Dengan dicabutnya Surat Edaran Nomor 3865.E/Ka BPH/2019 tentang Pengendalian Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu tahun 2019, PT Pertamina wajib menyalurkan Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar tahun 2019 dengan prinsip kehati-hatian, akurat, tepat sasaran, tepat volume dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan tetap menjaga kuota Jenis BBM Tertentu Jenis Minyak Solar tahun 2019 sebesar 14.500.000 KL. "Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan di Jakarta tanggal 30 September 2019," kata Kepala BPH Migas lagi.
Menurut catatan BPH Migas, kuota jenis BBM tertentu (Minyak Solar) tahun 2019 secara nasional sebesar 14.500.000 KL, lebih kecil dibandingkan 2018 dengan kuota (15.620.000 KL) dan realisasi (15.583.919,02 KL
Sementara, realisasi penjualan JBT (Minyak solar) Januari sampai 25 September 2019 sebesar 11.667.073,99 KL atau 80,46 % dari kuota. Realisasi normalnya hanya sebesar 73,42% dari kuota. Apabila tidak dilakukan pengendalian pendistribusian JBT (Minyak Solar) maka berpotensi overkuota di tahun 2019.
Berdasarkan prognosa sampai akhir Desember 2019 akan terealisasi 16.069.743,42 KL atau overkuota sebesar 1.569.743,42 KL dari kuota tahun 2019.
Wakil Ketua Unum Aptrindo Kyatmaja Lookman mengapresiasi keputusan Pemerintah melalui BPH Migas yang kembali menyalurkan BBM Solar subsidi ini. "Dengan pasolan solar yang kembali pulih, akan mendorong kegiatan logistik di Tanah Air," kata dia.
Distribusi logistik di Tanah Air masih dominan menggunakan truk/ tronton yang nota bene mengonsumsi BBM Solar. "Jika pasokan solar lancar, maka proses distribusi logistik nasional makin lancar guna mendukung perekonomian nasional," tegas Kyat lagi.(helmi)