Cavid-19 Masih Mendera, Ini Dampaknya Ke Sektor Penerbangan Nasional
Selasa, 21 April 2020, 19:56 WIBBisnisNews.id -- Pandemi global COVID-19 menjadi tantangan luar biasa bagi industri penerbangan global, termasuk di Indonesia. Masalah ini harus diatasi bersama meski diakui hal itu tidak mudah.
Director General Airport Council International (ACI) Angela Gittens dalam publikasinya pada 3 April 2020 menuturkan lalu lintas penumpang pesawat di dunia pada 2020 awalnya diperkirakan mencapai 9,5 miliar penumpang, naik 4,39% dibandingkan dengan 2019 sekitar 9,1 miliar.
Namun melihat perkembangan yang ada karena pandemi global COVID-19, perkiraan tersebut diyakini tidak tercapai, berdasarkan realisasi Kuartal I/2020.
Adapun lalu lintas penumpang di dunia pada Januari lebih rendah 6,9% dibandingkan dengan perkiraan awal, kemudian pada Februari lebih rendah 22,9% dan Maret lebih rendah hingga 53,1%.
Secara kumulatif, lalu lintas penumpang pesawat di dunia sepanjang Januari-Maret 2020 lebih rendah 28,3% (setara dengan 620 juta penumpang) dibandingkan dengan perkiraan awal.
Melihat kondisi tersebut, ACI memperkirakan jumlah penumpang pesawat di dunia pada 2020 hanya sekitar 5,9 miliar penumpang atau terkoreksi 38% (setara 3,6 miliar penumpang) dibandingkan dengan perkiraan awal 9,5 miliar penumpang.
Dampak di Indonesia ?
Sektor penerbangan nasional juga cukup terdampak akibat pandemi COVID-19. Indonesia National Air Carriers Association (INACA) pada 26 Maret 2020 mengungkapkan bahwa jumlah penumpang pesawat sejak bulan lalu sudah turun drastis dan sejalan dengan itu maskapai nasional mengurangi jumlah penerbangan, baik rute dan frekwensi, sampai dengan 50% atau lebih.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konpers APBN KITA, Jumat 17 April 2020, mengungkapkan sepanjang Januari – Februari 2020 sudah terdapat 12.703 penerbangan yang dibatalkan di 15 bandara utama di Indonesia, terdiri dari 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional.
Lebih lanjut, Menkeu mengungkapkan sektor layanan udara kehilangan pendapatan Rp207 miliar di mana sebesar Rp48 miliar berasal dari penerbangan dari dan ke China.
Tren penurunan lalu lintas penumpang dan pergerakan pesawat di tengah COVID-19 juga dirasakan di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II.
President Director PT Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin mengatakan jumlah penumpang pesawat di 19 bandara perseroan (AP II) pada tahun ini pada awalnya diperkirakan mencapai 93,92 juta penumpang.
“Namun kemudian terjadi pandemi global COVID-19, dan dengan melihat tren yang ada serta mempertimbangkan situasi, kondisi, perkembangan di industri serta kebijakan regulator, diperkirakan jumlah penumpang tidak akan mencapai 93,92 juta penumpang," tandas Muhammad Awaluddin.(hel/helmi)