Cina Gempur Asia Tenggara, Khususnya Indonesia
Kamis, 29 Desember 2016, 00:42 WIBBisnisnews.id - Perusahaan teknologi Cina memandang Asia Tenggara dengan 620 juta penduduk sebagai pertumbuhan pasar baru mereka.
Menurut laporan Wall Street Journal, perusahaan internet terkemuka China, termasuk Alibaba, Tencent, Didi ChuXing dan JD.com berkembang pesat di Asia Tenggara, di luar perlambatan ekonomi di China.
WSJ mencatat bahwa Alibaba dan Tencent telah memperluas bisnis mereka di Asia Tenggara senilai total 1 miliar dollar pada 2016 dan 193 juta dollar di 2015.
"Apa yang telah kita pelajari di Cina, kita dapat terapkan lebih cepat di Asia Tenggara," kata Poshu Yeung, Wakil Presiden Tencent. "Segala sesuatu di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, kami akan mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup baik."
EMarketer, perusahaan riset, memproyeksikan bahwa jumlah pengguna smartphone akan melampaui 257 juta pada tahun 2020 sehingga menyajikan peluang besar bagi perusahaan teknologi Cina. Terlebih lagi, pendapatan di wilayah ini tumbuh pada saat yang sama dengan kepemilikan smartphone.
Beberapa akuisisi perusahaan teknologi Cina di Asia Tenggara tahun ini mencakup akuisisi Alibaba untuk Lazada Group senilai 1 milyar dollar, yang memberikan akses ke Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Hal ini juga memberi Alibaba akses ke jaringan logistik yang luas untuk mengantarkan paket kepada pelanggan di Asia Tenggara yang memesan lewat platform China.
Sementara itu, Tencent berinvestasi pada Garena Interaktif yang berbasis di Singapura dan meluncurkan pasar aplikasi peer-to-peer yang disebut Shopee.
Sedangkan JD.com, masuk ke pasar penjualan online Indonesia tahun lalu dan berencana untuk memperluas ke seluruh wilayah. (Marloft/syam)