Daud Jordan Keluarkan Dana Sendiri Bangun Sasana
Rabu, 05 April 2017, 22:13 WIBBisnisnews.id - Tekadnya untuk membangun tinju profesional Indponesia bisa berkibar di kancah dunia akan menjadi kepuasan yang tak ternilai bagi Daud "Cino" Jordan. Untuk itulah dia rela berkorban mengeluarkan dana dari koceknya sendiri untuk mendirikan sasana 24/daudboxingclub.
Dengan mendirikan sasana itu Cino ingin memperlebar potensi tinju profesional nasional. Dari sini diharapkan lahir petinju-petinju tangguh yang akan mengikuti jejaknya. Mungkin Daud 'Cino' Jordan satu-satunya petinju profesional Indonesia yang masih aktif memiliki sasana.
Cino sendiri merupakan mantan juara dunia. Kini dia menyandang juara kelas bulu WBA Asia. "Olahraga tinju sudah menjadi darah daging. Makanya, saya tak bisa lepas dan terus berjuang untuk melahirkan juara dunia tinju profesional walaupun harus berkorban waktu dan uang," kata ayah Miguel Angel Yordan ketika diwawancarai melalui Whatsapp.
Cukup berat memang beban yang dipikul Daud Cino Jordan mengasuh 30 petinju yang bernaung di sasana yang beralamat di Jalan Tanah Merah, Desa Sutra, Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat (Kalbar) ini. Apalagi, petinjunya berasal dari keluarga kurang mampu.
"Tak terasa 24/daudboxingclub telah berdiri setahun tanpa ada bantuan dana dari pihak manapun. Murni dari kocek sendiri untuk biaya pembinaan. Tak aneh jika dana bayaran tampil di pertandingan ikut terpakai demi kelangsungan pembinaan tinju profesional," katanya.
Daud yang berasal dari keluarga petinju memang tidak sendiri membina tinju profesional di Kalimantan Barat. Abangnya, Damianus Yordan sekaligus pelatihnya juga mendirikan sasana Kayong Utara.
Bagi keduanya melahirkan petinju berkualitas merupakan kepuasan tersendiri. "Saya ingin mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu bisa mengubah hidupnya melalui dunia tinju profesional. Makanya, saya selalu tanamkan disiplin dalam berlatih jika memamg ingin menggapai cita-cira menjadi juara. Paling tidak mereka harus bisa mengikuti jejak saya atau melebihi prestasi yang telah saya ukir," kata pria kelahiran Ketapang, Kalbar, 10 Juni 1987.
Miris memang. Kini, suami Mega Angel ini hanya bisa berharap ada uluran tangan dari pemerintah atau pengusaha untuk membantu dana pembinaan sasananya. Sebab, dia menyadari bahwa membangun dunia tinju profesional itu membutuhkan dana yang cukup besar. "Saya sangat berterima kasih jika ada yang mau memberikan bantuan dana pembinaan," kata pemilik rekor 37 menang (25 KO) dan 3 kalah.
Di tengah kesibukan persiapan menghadapi kejuaraan dunia WBA, Daud yang berhasil menang KO ronde kedua atas petinju Thailand, Campee Phayom di Singapura, Sabtu (25/3/2017) masih saja sempat melatih anak asuhannya. Bahkan, dia akan mendampingi empat petinju asuhannya yang akan tampil kejuaraan tinju profesional WBC Silver Asia Pasifik dan Sabuk KSAU di Giri Ardhya Garini, Halim, Jakarta, Jumat, 14 April 2017. Keempat petinju tersebut adalah Isar Pacman, Mawan Antony Holt, Sunardi Gamboa dan Leonardo Yordan.
Daud meniti karir tinju amatir sebelum tampil di tinju profesional. Putra pasangan Hermanus Lay Tjun dan Nathalia ini pernah tampil di Amerika Serikat, 13 September 2008.
Di negeri Paman Sam itu, Daud Yordan menang angka atas Antonio Meza (Meksiko) dalam partai tambahan pertandingan Juan Manuel Marquez melawan Joel Casamayor.
Daud tercatat sebagai petinju Indonesia keempat yang tampil di AS. Dan, dia satu-satunya petinju Indonesia yang berhasil menang di Amerika Serikat. Tiga petinju sebelumnya, Ellyas Pical, Adrian Kaspari, dan Anis Roga, semuanya kalah. (Gungde Ariwangsa)