Deklarasi KOSTI Ngawi Tuntut Realisasi Hari Bersepeda Nasional
Sabtu, 18 November 2017, 22:27 WIBBisnisnews.id - Pada hari Sabtu, tanggal 18 November 2017, Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Ngawi mendeklarasikan dukungan secara penuh terwujudnya Hari Bersepeda Nasional. Dalam deklarasi yang dicetuskan bersamaan dengan perhelatan Gowes Pesona Nusantara etape Ngawi Ramah di Ngawi, Jawa Timur, KOSTI Ngawi memohon kepada pemerintah agar Hari Bersepeda Nasional benar-benar direalisasikan.
Deklarasi memuat lima poin penting untuk melestarikan sepeda dan mengembalikan anak-anak muda mencintai sepeda. Lima poin deklarasi itu teridiri dari: 1. Dibuatkannya jalur khusus sepeda yang benar-benar steril untuk pesepeda dan memberi prioritas kepada sepeda. 2. Meminta untuk Car Free Day (CFD) benar-benar bersih dari kendaraan bermotor. 3. Meminta adanya hari nasional untuk Hari Bersepeda Nasional. 4.Melestarikan sepeda menjadi aset sejarah bangsa Indonesia.5. Memohon kepada pemerintah untuk mencanangakn Hari Bersepeda Nasional benar-benar terealisasi.
Pencanangan Hari Bersepeda Nasional itu sendiri memang di agendakan berlangsung Minggu (19/11/2017) yang bertepatan dengan perhelatan terakhir Gowes Pesona Nusantara edisi Sragen, di mana komunitas sepeda dari 90 titik Kabupaten/Kota yang dilewati Gowes Pesona Nusantara akan hadir. Mereka akan berikrar dan menyatakan sebuah pernyataan dalam rapat akbar untuk semakin membulatkan tekad adanya Hari Bersepeda Nasional.
Niko, selaku anggota KOSTI Ngawi, mengaku penting adanya hari nasional untuk sepeda. "Adanya Hari Bersepeda Nasional sangat penting, karena apa? sepeda itu sangat kurang bagi generasi muda saat ini. Jadi kalau kita tidak melestarika sepeda mulai dari sepeda tua atua sepeda untuk sekolah, lama-lama anak-anak akan memilih menggunakan motor, sedangkan anak-anak menggunakan motor itu belum waktunya," tegas Niko.
Kecelakaan, lanjut Niko, sering kepada anak muda lantaran banyak yang mengikuti balap liar. Menurutnya, jika dikembalikan lagi seperti ke jaman dulu anak-anak pakai sepeda akan lebih bagus. "Pengawasannya lebih enak, dan juga angka kecelakaan dari anak-anak muda yang memakai motor itu kan akhirnya kembali ke sepeda, di mana olahraganya tersalurkan, sehat badan dan pikirannya, otomatis dengan begitu pengawasan orang tua lebih enak dan mudah," ucapnya.
Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga Teguh Raharjo, S.Pd, M.M, menuturkan bahwa pihaknya coba menampung aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat bersepeda. "Yang namanya Gowes itu ada dimana-mana, hanya saja, kami pemerintah, ingin memfasilitasi melalui program di Kemenpora, bagaimana dilakukan secara serentak di Indonesia," ucapnya.
"Olahraga bersepeda itu adalah murah, meriah, massal, manfaat dan menarik (5M). Bisa dilakukan di kota maupun di desa, baik bagi orang biasa maupun orang berada. Oleh karena itu masyarakat berharap ini dijadikan sebuah Hari Bersepeda Nasional. Melalui program kami ini ternyata direspon positif oleh semua pihak dan kami coba memfasilitasi apa yang ingin menjadi keinginan masyarakat luas," pungkasnya.
Lantaran antusiasmenya warga pada perhelatan Gowes Pesona Nusantara di setiap titik menunjukkan bahwa masyarakat mau berolahraga. Bergowes sangat bagus untuk kesehatan, juga mengurangi polusi, hemat energi dan yang utama adalah bersepeda sangat positif untuk membangun persaudaraan, kebersamaan dan interaksi sosial lain yang positif.
Hal ini sesuai dengan semangat revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sehingga atas dasar itu muncul wacana untuk melahirkan Hari Bersepeda Nasional, agar masyarakat melakukan rutinintas dengan bersepeda. (Gungde Ariwangsa)