Dengan Latihan Tiga Hari Mampu Rebut Dua Perunggu
Minggu, 17 September 2017, 23:38 WIBBisnisnews.id - Raihan dua medali perunggu cabang paracycling Indonesia pada ajang ASEAN Para Games IX/2017 merupakan pencapaian luar biasa. Bayangkan, itu merupakan buah dari latihan hanya selama tiga hari dan sepeda yang dipakai pebalap Indonesia merupakan pinjaman dari Malaysia.
"Kami sangat, sangat bersykur atas hasil dua medali perunggu ini. Soalnya ini bukan kita targetkan. Selain itu kita juga hanya bersiap selama tiga hari di sini dan sepeda juga hasil pinjaman dari Malaysia," kata Pelatih Tim Balap Sepeda Indonesia, Puspita Mustika Adya kepada wartawan di di Velodrom Nasional Malaysia, Negeri Sembilan, Malaysia, Minggu (17/9/2017).
Disaksikan oleh Chef de Mission Kontingen Indonesia, dr Bayu Rahardian dan Kabid Olahraga Disabilitas Kementrian Pemuda Dan Olahraga (Kemenpora) Ismun Dwi Karyatiningsih, medali perunggu untuk Kontingen Marah Putih dipersembahkan oleh Muhammad Fadli Immanuddin dan Sufyan Sauri di nomor sprint 1 km kategori C4 dan C5 putra. Ini menjadi medali pertama Indonesia di APG 2017.
Puspita menjelaskan, Fadli dan Sufyan sudah tampil maksimal. Namun karena persiapan yang kurang sempurna di dalam negeri membuat mereka kalah dari pemain Malaysia yang lebih siap. "Kita tidak ada velodrome yang bagus di Tanah Air," kata Puspita.
Selain itu, kata Puspita, waktu persiapan juga terbilang singkat.Dia harus mencari dulu pebalap di berbagai daerah sebelum dipanggil untuk persiapan. Tempat latihan juga dilakukan di tempat berbeda-beda.
Tetapi itu bukan merupakan keluhan namun sebagai pengalaman untuk melakukan persiapan lebih matang ke depan, terutama dalam menghadapi Asian Para Games 2018 yang akan dilaksanaklan di Indonesia. Dia sudah menyiapkan para pebalap yang akan dipanggil ke Pelatnas nanti.
Menyinggung tentang target emas di APG kali ini, Puspita menyatakan, peluang itu terbuka bagi Indonesia di nomor road race. Fadli termasuk menjadi andalan di samping Wayan Damai.
"Doakan kita bisa merebut emas. Ini akan jadi sejarah karena balap sepeda baru pertama kali dipertandingkan. Juga bisa menjadi modal menghadapi Asian Para Games nanti di negeri sendiri," tutupnya. (Gungde Ariwangsa)