Di Kulon Progo Produksi Kedelai Melebihi Target
Minggu, 13 Januari 2019, 11:57 WIBBisnisnews.id - Di Kulon Progo produksi kedelai mengalami peningkatan 113,74 persen atau 3.005,35 ton dari target 2.642,40 ton sepanjang 2018.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Bambang Tri Budi di Minggu (13/1/2019) mengatatakan, sebelumnya terjadi rasa pesimia terhadap pencapaian target karena kondisi kwters3diaan air yang kurang.
"Nyatanya melebihi target. Kami sangat bersyukur, produksi kedelai melampaui target dan hasilnya memuaskan," tuturnya.
Alasan sikap pesimis saat itu, karena
pada 15 April 2018, saluran irigasi Kalibawang dimatikan, sehingga beberapa kecamatan area persawahannya tidak menanam kedelai, seperti Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang.
Bantuan benih kedalai dan saprodi dari Kementerian Pertanian dikembalikan, karena petani tidak bisa menanam kedelai. Tapi, ada tambahan luas tanam dan luas panen di Kecamatan Lendah, Pengasih, Galur, dan Panjatan, sehingga produksi kedelai tidak turun.
"Tiga tahun ke depan, pola tanam di Kulon Progo mengalami perubahan karena dimatikannya saluran irigasi Kalibawang yang dalam tahap revitalisasi, kami pastikan produksi kedelai dan tanaman pangan lainnya tidak maksimal. Namun demikian, kami akan tetap berupaya mengoptimalkan lahan tegalan supaya dapat ditanami kedelai," katanya.
Bambang mengakui produksi kedelai lokal tidak mampu mencukupi permintaan lokal, seperti pelaku UMKM tahu dan tempe. Hal ini dikarenakan pada musim tanaman ketiga yang berupaka palawija, petani diperbolehkan menanam kedelai, jagung, semangka, melon, bawang merah, dan cabai. Sehingga, produksi kedelai tidak optimal.
Salah satu perajin tahu di Kecamatan Sentolo Supri mengatakan dirinya tidak memilih kedelai lokal karena kalau dibuat tahu tidak bisa mengembang. Harganya terkadang lebih mahal dibandingkan kedelai impor. Saat ini, harga kedelai impor berkisar antara Rp7.000 hingga Rp7.500 per kg.(*/Jam)