Diprediksi, 2017 Terminal Operator Bakal Terpuruk dan Terseok-Seok
Selasa, 06 Desember 2016, 09:01 WIB
Bisnisnews.id - Konsultan independen maritim, Drewry menyebutkan, tahun 2017 operator terminal bakal menghadapi badai sempurna akibat meningkatnya biaya yang ditimbulkan oleh kapal yang lebih besar. Yaitu munculnya aliansi perusahaan pelayaran dunia yang mengoperasikan kapal-kapal besar, ditengah melunaknya permintaan pasar dunia, sedangkan tekanan harga penanganan terminal dari operator kapal tinggi.
Menurut Drewry, ini adalah masa krisis industri maritim setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan yang sehat, maka pada 2017, operator terminal diprediksi akan terpuruk dan terseok-seok. Penyebabnya, tertekannya operasional, karena adanya tuntutan para perusahaan pelayaran dunia untuk menurunkan biaya penanganan serta naiknya produksi.
Data laporan keuangan pelabuhan dan operator terminal mengungkapkan, kelemahan penerimaan organik di tengah tingginya tingkat utang, kata Drewry. Dari Port Index yang ditampilkan, kinerja harga saham terminal operator menurun 10 persen pada kuartal terakhir.
Laporan itu juga mengatakan operator pelabuhan harus menerapkan rasionalisasi biaya ketat dan mengurangi risiko keuangan guna mempertahankan minat investasi. Mereka yang dapat mengembangkan pertumbuhan bisa menguasai premi pasar signifikan di tengah berkurangnya profitabilitas.
Analis senior Drewry untuk pelabuhan dan terminal, Neil Davidson memberikan peringatan keras: "Operator kapal harus berhati-hati bagaimana mereka memainkan situasi. Jika hasil dari investasi dan operasional terminal jatuh terlalu jauh, atau risiko keuangan terlalu tinggi, atau keduanya maka operator terminal akan berhenti berinvestasi. "
Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan operator terminal untuk menghadapi badai ini, misalnya mereka bisa fokus pada hotspot pertumbuhan organik seperti Asia Selatan dan Timur Tengah, atau mereka dapat membeli pangsa pasar melalui akuisisi.
"Asia Selatan diatur untuk menjadi pemain bintang dengan kegiatan industri manufaktur yang sebelumnya dilakukan di Cina. Atau di Timur Tengah dengan proyek-proyek infrastruktur besar yang diharapkan berlanjut setelah jatuhnya harga minyak," kata laporan tersebut.
Sedangkan model strategi akuisisi pangsa pasar juga telah dilakukan oleh beberapa kelompok pelabuhan termasuk Pelabuhan Shipping Cosco, Holdings Pelabuhan China Merchants dan Yildirim Group (Yilport Holdings). Semuanya telah membuat profil akuisisi tinggi baru-baru ini. (Marloft /syam)