Dirjen Hubud Paparkan Kinerjanya Sepanjang 2018, Berikut Penjelasannya
Jumat, 21 Desember 2018, 14:16 WIBBisnisnews.id - Sepanjang 2018 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah menyelesaikan tiga bandara baru. Yaitu Bandara Kertajati, Samarinda Baru dan Bandara Tebelian.
Total bandara yang telah dibangun selama periode 2015-2018 sebanyak 10 bandara dari total target pembangunan bandara sampai akhir tahun 2019 sebanyak 15 bandara.
Tahun 2019, diproyeksikan ada lima bandara yang akan dibangun. Yaotu,
Bandara Siau, Bandara Tambelan, Bandara Muara Teweh, Bandara Buntukunik, dan Bandara Pantar.
Dalam paparan kinerja 2018 dan rencana di 2019, Dirjen Perhubungan Udara Polana B.Pramesti bersama
Sesditjen Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono, Direktur Bandara M. Pramintohadi Sukarno, Direktur Navigasi Penerbangan Elfi Amir dan Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Capt. Avirianto serta para pejabat lainnya memyampaiman hal pencapaiannya itu Kamis (20/12/2018) di kantornya Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta.
Sepanjang tahun 2018, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga telah melakukan revitalisasi sejumlah bandara. Yaitu sebanyak 24 bandara di perbatasan. 59 bandara di kawasan rawan bencana, 48 bandara, dan rehabilitasi runway sebanyak 39 bandara. Pembangunan dan rehabilitasi terminal di 15 lokasi bandara dan meningkatkan total kapasitas di bandara-bandara tersebut menjadi 36 juta penumpang per tahun.
Dirjen Polana juga memaparkan efisiensi anggaran. Yaitu dengan mengusung skema Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan. Yaitu, Bandara Sentani Jayapura, Bandara Fatmawati Bengkulu, Bandara RadinInten II Lampung
dan Bandara Hanandjoeddin TanjungPandan.
Selain itu juga dilakukan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Y,itu Bandara Bali Utara, Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandara Singkawang Baru dan Bandara Juwata Tarakan. Sedangkan
pembiayaan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), yaitu Bandara Banyuwangi, Bandara Wirasaba dan Bandara Jember.
Konektivitas pada daerah yang sulit dijangkaupun menjadi salah satu program yang diamanatkan pada Ditjen Hubud, sehingga diharapkan penumpang dan barang dapat menjangkau seluruh wilayah nusantara.
"Pada tahun 2018, terdapat 22 korwil jaringan rute perintis dengan rute perintis penumpang sebanyak 214 rute, rute kargo sebanyak 39 rute dan rute subsidi kargo sebanyak dua rute", jelas Polana.
Program prioritas Ditjen Hubud pada tahun 2019, yaitu: Pelayanan Angkutan Udara Perintis dan Jembatan Udara meliputi Penyelenggaraan Angkutan Udara Perintis Penumpang sebanyak 190 rute, Penyelenggaraan Angkutan BBM Angkutan Udara Perintis Penumpang sebanyak 8606 drum, Penyelenggaraan Angkutan Perintis Kargo sebanyak 39 rute, Penyelenggaraan Angkutan BBM untuk Perintis Kargo sebanyak 2.005 drum dan Penyelenggaraan Subsidi Operasi Angkutan Udara Kargo sebanyak duA rute.
"Di tahun 2019 kami akan melaksanakan pembangunan dan pengembangan bandara prioritas nasional di 42 lokasi, hal ini kami lakukan untuk membuka daerah yang sulit jangkau dan masyarakat dapat lebih mudah lagi dalam mendapatkan kebutuhannya dengan distribusi melaui bandara baru nantinya," jelas Polana. (Syam S)