Ditjen Laut Bagikan Life Jacket ke Assosiasi Pelra
Selasa, 14 November 2017, 10:50 WIBBisnisnews.id - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) memberikan bantuan 300 unit Life Jacket kepada asosiasi/pengusaha kecil pelayaran rakyat sebagai salah satu bentuk dukungan pemenuhan aspek keselamatan angkutan di perairan.
Pemberian life jacket dimaksud dilakukan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakili oleh Direktur KPLP, Marwansyah dalam acara Sosialisasi Peralatan Keselamatan Pelayaran Tahun 2017 dengan tema "Keselamatan Pelayaran Adalah Tanggung Jawab Bersama" pada Selasa (14/11/2017) di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Menurut Marwansyah, dalam PM. 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan tata kerja Kementerian Perhubungan, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai mempunyai tugas dan tanggung jawab di bidang pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan dan lingkungan maritim.
Lebih lanjut, menurut Marwansyah, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar masih tetap membutuhkan pelayaran rakyat sebagai salah satu moda transportasi penghubung antarpulau meski kerap ditemui beberapa kendala dalam pelayaran rakyat seperti ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) pelaut serta usia kapal pelayaran rakyat yang sudah tua.
Untuk itu, Ditjen Perhubungan Laut berkomitmen melakukan modernisasi dan meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran rakyat dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal dan melakukan revitalisasi agar pelayaran rakyat dapat memenuhi standar keselamatan dan keamanan pelayaran.
"Pelayaran rakyat biasanya mempertahankan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Seperti budaya masyarakat Aceh, Juwana-Jawa Tengah, budaya masyarakat Bulukumba-Sulawesi Selatan, Madura, budaya Muncar-Banyuwangi, dan tentunya budaya masyarakat di Banjarmasin ini," kata Marwansyah.
Menurut Marwansyah, pengelolaan kapal pelayaran rakyat biasanya dikelola secara tradisional dan didasari kedekatan emosional antara pemilik kapal yang punya modal dan operator kapal. (Adhitio)