Dukung Pariwisata, Kemenhub Kembangkan Bandara Komodo NTT Dengan Skema KPBU
Kamis, 11 Juli 2019, 06:56 WIBBisnisnews.id -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Ditjen Perhubungan Udara fokus menyiapkan infrastruktur transportasi guna mendukung sektor pariwisata, salah satunya adalah membuat Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi bandara internasional. Bandara tersebut diproyeksikan bisa melayani pesawat berbadan lebar Airbus 320.
"Secara khusus Labuan Bajo mempunyai keunggulan karena keindahan alam yang luar biasa. Aktifitas masyarakat, budaya, serta pariwisata sudah berkembang dengan baik. Oleh karenanya kita harus menyiapkan infrastruktur yang lebih baik di Labuan Bajo," ungkap Menhub Budi.
Menhub Budi Karya menjelaskan, pengembangan Bandara Komodo akan dilakukan dengan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Pelaksanaan KPBU direncanakan akan memiliki masa kerjasama selama 25 tahun.
Baca Juga
"Kita akan buat Bandara Komodo Labuan Bajo ini menjadi bandara internasional dengan suatu pengelolaan yang unik dan mempunyai konektivitas internasional sehingga secara langsung turis turis akan datang kesini," papar Menhub.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta pengembangan landasan pacu (runway) dan terminal Bandara Komodo Nusa Tenggara Timur (NTT)
dapat diselesaikan pada tahun 2020 mendatang. Pengembangan bandara ini diharakan bisa mendorong pengembangan industri pariwisata di Indonesia khususnya Pulau Komodo.
"Dua tahun lalu, kita mencanangkan ada 10 destinasi "Bali Baru." Dan ini ada 4 yang ingin kita prioritaskan, salah satunya Labuan Bajo. Yang ingin kita percepat, pertama bandara, terminal akan kita besarkan, runway diperpanjang, maksimal tahun depan sudah rampung semua," tutur Presiden Jokowi saat melakukan kunjungan kerja di Labuan Bajo, NTT.
Presiden berharap, pengelola Bandara Komodo ini nantinya merupakan pengelola yang memiliki jaringan pariwisata internasional sehingga dapat lebih banyak menarik turis asing untuk berkunjung dan meningkatkan devisa.
Menhub Budi Karya mengungkapkan pada pertengahan 2020, perpanjangan runway Bandara Komodo selesai dikerjakan sehingga dapat didarati pesawat besar seperti Airbus 320 dan meningkatkan kapasitas penumpang.
"Insya-Allah pertengahan tahun depan runway-nya sudah 2.450 meter. Artinya, pesawat Airbus 320 bisa landing secara penuh. Selain itu, ada peningkatan dari kapasitas penumpang yang kita harapkan lebih dari 3,5 juta," terang Menhub.
Lebih lanjut Menhub menjelaskan, pengembangan Bandara Komodo akan dilakukan dengan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Pelaksanaan KPBU direncanakan akan memiliki masa kerjasama selama 25 tahun.
Presiden berharap, pengelola Bandara Komodo ini nantinya merupakan pengelola yang memiliki jaringan pariwisata internasional sehingga dapat lebih banyak menarik turis asing untuk berkunjung dan meningkatkan devisa.
"Kita akan buat Bandara Komodo Labuan Bajo ini menjadi Bandara Internasional dengan suatu pengelolaan yang unik dan mempunyai konektivitas internasional sehingga secara langsung turis turis akan datang kesini," tambahnya.
Sebagai informasi, Bandara Komodo akan dikembangkan dengan cakupan perpanjangan runway yang semula memiliki panjang 2.250 meter menjadi 2.450 meter, perluasan apron seluas 20.200 meter persegi, perluasan terminal domestik seluas 6.500 meter persegi, pembangunan terminal internasional seluas 5.538 meter persegi, pembangunan terminal kargo seluas 2.860 meter persegi, serta pembangunan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
Kedepan, rute penerbangan dari Bandara Komodo akan diperbanyak menuju beberapa daerah di sekitarnya. Rencana rute domestik diantara lain penerbangan ke Makassar, Atambua, Waingapu, Sabu, Rote. Sedangkan Malaysia dan Singapura menjadi rencana rute internasional baru yang akan dibuka.
Pengembangan Bandara Komodo ini memiliki tujuan untuk mendorong pertumbuhan lalu lintas udara yaitu hingga 4.000.000 penumpang dan 3.500 ton muatan kargo pada tahun 2044 mendatang. Hal tersebut selaras dengan Nawacita ke 7 yaitu Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakan Sektor Strategis Ekonomi Domestik.(Helmi)