Dukungan Pemerintah Minim, Satlak Prima Pasrah Soal Prestasi Indonesia
Selasa, 04 Juli 2017, 13:53 WIBBisnisnews.id - Minimnya dukungan pemerintah sehingga memicu munculnya berbagai kendala dalam persiapan menghadapi SEA Games 2017 di Malaysia membuat pesimisme melingkupi Kontingen Indonesia. Pasrah, untuk tidak mau menyebut menyerah, pun menguak menyangkut masalah target prestasi.
Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tidak banyak berharap pada hasil di SEA Games 2017. Pasalnya, banyak kendala yang dihadapi dan salah satunya adalah dukungan minim dari pemerintah.
Ketua Satlak Prima Ahmad Soetjipto mengatakan alokasi anggaran Satlak Prima tahun 2017 hanya Rp500 miliar. Jumlah itu, katanya, tidak cukup mengingat jumlah atlet yang dipelatnaskan mencapai 1.000 atlet.
"Salah satu kendala adalah dukungan, dan dukungan itu diakibatkan multifaktor, yang menyebabkan stagnasi dukungan ini. Sekarang sedang mati-matian diusahakan diurai. Termasuk masalah peralatan, itu benang kusut," ujar Sutjipto usai rapat dengan KOI dan Cdm SEA Games 2017, Aziz Syamsuddin di Jakarta, Senin (3/7/2017).
Menurut Sutjipto, uang makan untuk satu atlet Rp 500 ribu perhari. Jika 1000 atlet maka 1 hari sebesar Rp 500 juta, jadi satu tahun total Rp185 miliar.
"Itu hanya makan. Biaya gaji, 1000 atlet, misalnya Rp 7,5 juta maka hampir Rp90 miliar lebih. Try out peralatan, Rp 440 miliar, enggak cukup. Makanya, kami usulkan lagi tambahan Rp90 miliar. Tapi itu belum diketok karena harus keputusan bersama dengan DPR," ujarnya.
Kendala lainnya ada potensi Indonesia kehilangan pundi-pundi emas karena tuan rumah tidak mempertandingkan cabang-cabang andalan Indonesia, seperti rowing, kano, kayak, dan angkat besi putri.
Kontingen Indonesia akan diperkuat sekitar 554 alet di ajang tersebut. Dari jumlah itu diharapkan dapat mendulang setidaknya 50-59 medali yang diprediksikan bisa direbut Indonesia dari cabang-cabang olahraga yang diikuti.
"Berat, karena sebelumnya kita (Indonesia) cuma dapat 49 medali, jadi tambahannya cuma 10 medali, itu pun kalau beruntung. Saya terus terang saja karena di olahraga tidak ada lompatan-lompatan raksasa, harus benar-benar terukur dan struktur yang teratur. Jadi, kita gunakan SEA Games ini sebagai dasar pijakan menuju Asian Games," tambahnya.
Di ajang pesta olahraga multicabang negara-negara Asia Tenggara itu, tuan rumah Malaysia dan Thailand diprediksi bakal mendominasi medali. Tapi Soetjipto percaya Indonesia punya kans memperbaiki peringkat dari sebelumnya di posisi lima.
"Peringkat itu adalah hasil dari distribusi. Kalau Malaysia bisa ambil banyak-banyak 150-an medali, Thailand mengambil begitu banyak juga, hingga 503 total medali itu akan diambil oleh dua negara saja. Nah, sepertiganya dikeroyok sama yang lain, maka kita bisa naik (peringkat). Jadi distribusi normal medali itu juga tergantung oleh performa tuan rumah dan Thailand. Karena Thailand adalah yang paling kuat selama ini," ungkapnya. (Gungde Ariwangsa)