Ekspor Perdana Pozzolan Ke Bangladesh Dilepas Dari Pelabuhan Malahayati
Rabu, 29 Januari 2020, 07:03 WIBBisnisNews.id -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Cabang Malahayati di Krueng Raya, Aceh Besar, melayani kegiatan ekspor tanah pozzolan ke Bangladesh, pada tanggal 28 Januari 2020. Tanah pozzolan ini diekspor menggunakan kapal jenis bulk carrier, yaitu Kapal MV Ying Li berbendera Panama dengan Gross Tonnage sebesar 24.953 GT.
Kapal ini sandar di Pelabuhan Malahayati untuk melakukan kegiatan muat curah kering pozzolan dengan estimasi muatan sebanyak 28.000 ton. Kegiatan ekspor pozzolan melalui Pelabuhan Malahayati ini rencananya akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan, dengan total estimasi mencapai 300.000 ton.
General Manager Pelindo 1 Cabang Malahayati, Sam Arifin Wiwi mengatakan bahwa ini merupakan ekspor tanah pozzolan yang pertama tahun 2020 melalui Pelabuhan Malahayati. “Kami berharap frekuensi dan kuantitas kegiatan ekspor tanah pozzolan dan komoditi lainnya melalui Pelabuhan Malahayati semakin meningkat dan dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dapat mendukung peningkatan perekonomian di Provinsi Aceh,” kata Sam Arifin, Selasa (28/1/2020).
Pelindo I Dukung Eskpor
Untuk mendukung ekspor tersebut, Pelindo 1 terus melakukan pembenahan secara berkelanjutan di Pelabuhan Malahayati. “Pelindo 1 terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan mengembangkan Pelabuhan Malahayati yang dapat mendukung potensi peningkatan pendapatan daerah di wilayah Aceh.
Diawali dengan kegiatan ekspor pozzolan, tentunya semua pihak kita harapkan dapat saling bersinergi untuk memotivasi dan mendorong minat pelaku usaha di berbagai sektor untuk memanfaatkan potensi perdagangan melalui moda tranportasi laut di Pelabuhan Malahayati,” jelas Sam Arifin lebih lanjut.
VP Humas Pelindo 1, Fiona Sari Utami menambahkan bahwa saat ini Pelabuhan Malahayati memiliki dermaga dengan panjang 380 meter, lapangan penumpukan seluas 30.971m2, dan didukung alat bongkar muat berupa satu unit HMC, 2 unit Mobile Crane, tiga unit forklift dan enam unit truk pengangkut peti kemas dan alat lainnya.
“Pelabuhan Malahayati sendiri juga memiliki kedalaman alur 9,5 meter, dermaga yang mendukung, adanya pelayaran yang terjadwal, tersedianya alat bongkar muat, lapangan penumpukan peti kemas dan transportasi jalan yang mendukung. Sehingga sangat mendukung untuk masuknya akivitas ekspor impor melalui Pelabuhan Malahayati dalam meningkatkan daya saing harga barang di Aceh”, tegas Fiona.(elm/helm)