Evaluasi Liga 1: Tidak Gampang Menjadi Klub Profesional
Sabtu, 05 Agustus 2017, 00:25 WIBSekjen PSSI Ratu Tisha (kiri), Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono, Direktur Utama PT LIB Berlinton Siahaan, CEO PT LIB Risha Widjaya dan COO PT LIB Tigorshalom Boboy usai evalusi paruh musim Go-Jek Traveloka Liga 1 di Jakarta, kemarin malam.
Bisnisnews.id - Tiga klub terbaik dari kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 terancam tidak bisa tampil di ajang internasional (AFC Champions League dan AFC Cup) jika tidak memiliki lisensi klub profesional hingga 15 Agustus 2017. Memiliki lisensi klub profesional, menjadi syarat utama yang wajib bagi peserta kompetisi antarklub AFC.
Sejumlah aspek yang diverifikasi untuk mendapat lisensi klub profesional antara lain dari segi keolahragaan, infrastruktur, personel dan administrasi, legal, serta finansial.
“Proses verifikasi sebenarnya sudah ditutup 31 Juli lalu. Namun AFC memberi tenggang waktu hingga 15 Agustus 2017, mudah-mudahan semuanya selesai,” ujar Direktur Utama PT LIB Berlinton Siahaan usai melakukan evalusi paruh musim Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 di Jakarta, kemarin malam.
Dalam evaluasi yang dihadiri CEO PT LIB Risha Widjaya, COO PT LIB Tigorshalom Boboy, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono, dan Sekjen PSSI Ratu Tisha, ada sejumlah aspek yang dinilai pentig evaluasi putaran I itu antara lain masalah perwasitan.
Pada putaran II yang hari ini sudah dimulai, bukan hanya melibatkan wasit asing, demi menjaga sekaligus memacu kualitas wasit, PT LIB juga menghadirkan pengawas wasit (referee assessor) di setiap laga Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. "Proses kerja mereka tidak harus selalu di stadion. Tapi, juga bisa dengan lewat sajian siaran langsung. Terkait personel yang menjadi pengawas wasit, kami akan berkoordinasi dengan PSSI," jelas Tigorshalom.
Sementara itu, masalah jadwal pertandingan menjadi topik evaluasi yang ramai. Mulai dari persoalan sinkronisasi antara program timnas Indonesia dengan jadwal pertandingan kompetisi, siaran langsung, hingga segelintir klub yang harus menggelar laga kandangnya di stadion tim lain. Bahkan, ada pula yang menggulirkannya di markas tim lawan.
Sedangkan pembahasan soal match organization yang meliputi kinerja panitia penyelenggara (panpel) pertandingan, kelayakan fasilitas stadion, penegakan regulasi di bench dari ofisial, dan pelanggaran disiplin yang menjadi wewenang Komite Disiplin (Komdis) PSSI untuk menjatuhkan sanksi, juga mendapat perhatian yang besar dalam evaluasi.
Begitu juga dengan topik perizinan bagi pemain asing, yakni KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) yang sempat ramai di awal kompetisi karena sejumlah pemain asing tercatat belum memilikinya. Seiring waktu, seluruh pemain asing yang berlaga bersama klub-klub Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 sudah mengantongi KITAS," janji Risha. (Gunawan Tarigan)