Gagal Hentikan Deforestasi, Greenpeace Kecam Industri Sawit Indonesia
Senin, 27 November 2017, 16:56 WIBBisnisnews.id - Greenpeace mengecam industri minyak sawit di Indonesia pada hari Senin 27 November karena gagal memenuhi janji untuk menghentikan penggundulan hutan (deforestasi). Sektor yang menguntungkan ini menghadapi kemungkinan pembatasan di Eropa terkait masalah lingkungan.
Perusahaan internasional, termasuk Unilever, Kellogg dan Mondelez telah berjanji untuk mengadopsi rantai pasokan ramah lingkungan pada tahun 2020.
Namun Greenpeace mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari Senin 27 November bahwa pedagang minyak kelapa sawit besar gagal memenuhi komitmen tersebut.
Kelompok lingkungan menemukan bahwa sebagian besar dari 11 pedagang yang beroperasi di Indonesia tidak memiliki sistem ketat untuk memantau asal barang mereka dan tidak memperingatkan produsen yang tidak patuh.
"Secara umum, industri kelapa sawit telah sepakat untuk menghentikan deforestasi. Masalahnya, dan ini sangat penting, hanya 2 dari 11 pedagang yang kami lihat benar-benar dapat mengatakan kapan mereka akan menghentikan deforestasi, " Richard George, juru kampanye hutan Greenpeace mengatakan kepada AFP.
Uni Eropa, konsumen terbesar kedua di dunia setelah India, mengeluarkan resolusi pada bulan April yang meminta standar lingkungan lebih ketat untuk kelapa sawit yang terkait deforestasi.
Indonesia dan Malaysia, dua produsen terbesar di dunia telah melakukan lobi terkait resolusi tersebut.
Kedua negara telah mengecam pembatasan impor UE yang mungkin tidak adil, dan sebuah langkah yang akan merugikan jutaan petani skala kecil.