Garuda Indonesia Tbk Mencatat Kerugian 213.4 Juta Dolar AS
Senin, 26 Februari 2018, 23:46 WIBBisnisnews.id - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sepanjang 2017 mencatat angka kerugian sebesar 213,4 juta dolar AS atau setara Rp 2,88 triliun. Padahal tahun sebelumnya (2016) perseroan sempat menangguk laba 9,4 juta atau sekitar Rp 126,9 miliar.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Pahala N.Mansury mengakui catatan kerugian itu. Pada kuartal IV 2017 laba yang dikantongi jauh lebih rendah pada periode yang sama 2016.
"Ya memang laba di kuartal IV 2017 saja juga lebih rendah dari kuartal IV 2016 yang mampu membukukan laba lantaran melakukan efisiensi dari karyawan," kata Pahala pada awak media di Kantor Garuda Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Di kuartal IV-2017 saja, Garuda Indonesia hanya bisa mencatat laba bersih sebesar 8,5 juta dolar AS atau turun 83,9 persen dari capaian laba bersih di kuartal IV-2016 sebesar 53 juta dolar AS.
Keuntungan perseroan di kuartal IV-2017 itu ternyata belum mampu menutupi kerugian di kuartal-kuartal sebelumnya. Pada kuartal I-2017 perseroan rugi 99,1 juta dolar AS dannkembali merugi pada kuartal II-2017 sebwsar 184,7 juta dolar AS. Namun, di kuartal III-2017 perseroan sempat mengantongi laba bersih 61,9 juta dolar AS.
Dari sisi pendapatan operasi, Garuda Indonesia naik 8,1 persen dari 3,86 miliar menjadi 4,17 miliar dolar AS yang sebagian besar disumbang dari pendapatan penerbangan berdjawal sebesar 3,4 miliar dolar AS.
Dari oendapatan itu, total pengeluaran perseroan naik 13 persen dari 3,7 miliar dolar AS menjadi 4,25 miliar dolar AS. Kenaikan yang paling besar dari biaya bahan bakar 25 persen dari 924 juta dolar AS menjadi 1,15 miliar dolar AS.
Sepanjang 2017 penumpang Garuda secara grup mencapai 36,2 juta penumpang. Angka itu terdiri dari penumpang Garuda Indonesia sebanyak 24 juta naik sedikit dari tahun sebelumnya 23,9 juta penumpang. Sementara penumpang Citilink naik dari 11,1 juta menjadi 12,3 juta penumpang. (Adhitio)