Genjot Volume Ekspor di Priok, Sinergi Inaportnet - INSW Diperkuat
Minggu, 07 Juli 2019, 19:50 WIBBisnisnews.id – Otoritas Pelabuhan bersama Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, Operator Pelabuhan, Bank dan stakeholder kompak membuka pelayanan selama 24 jam per minggu di Pelabuhan Tanjung Priok.
Terkait peningkatan volume ekspor, dalam waktu dekat juga akan dilakukan rapat koordinasi dengan jajaran Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, Otoritas Pelabuhan bersama Ditjen Perhubungan Laut untuk mensinergikan pelayanan Inaportnet dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW).
INSW adalah sebuah sistem yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal (single submission of data and information). Mulai dari pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat kerjanya dengan jajaran stakeholder Pelabuhan Tanjung Priok, di Kantor Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Minggu (7/7/2019) menegaskan, perlu ada satu sistem yang mengatur keseluruhannya.
Karena itu, koordinasi antara Inaportnet dengan sistem INSW harus ditingkatkan. Dengan demikian, pelayanan 24 jam per minggu selama tujuh hari akan mencegah beragam kendala yang akan menghambat pelayanan.
" Sistem pelayanan ini sangat penting. Kita akan tingkatkan koordinasi INSW, Inaportnet. Dengan Bea Cukai, Pelindo, Syahbandar, OP bersama Ditjen Perhubungan Laut. Di sini juga saya sengaja mengundang para banker BNI, BRI dan Mandiri untuk Sabtu Minggu juga masuk. Jadi sekarang Sabtu Minggu masih sepi, jadi nanti akan ramai. Agar mereka juga beroperasi,” tutur Menhub Budi.
Sistem itu akan menggenjot volume ekspor dan me dorong produktifitas pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sebelumnya pelayanan 24 jam hanya dilakuka tiga hari kerja, sekarang sudah menibgkat menjadi empat sampai lim hari dan kembali ditingkatkan menjadi tujuh hari per minggu atau 24/7 per minggu.
"Agar orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di tujuh hari. Sehingga produktivitas itu lebih baik,” ucap Menhub Budi.
Menhub mengatakan telah menyisir upaya-upaya yang bisa meningkatkan ekspor. Ia mengakui ada beberapa hal yang memang harus ditingkatkan. Salah satunya adalah meningkatkan waktu operasional pelayanan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dia mengilustrasikan dengan waktu pelayanan tiga hari, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang, maka dalam satu hari harus ada lima truk kontainer yang berjalan dalam sehari, namun jika waktu pelayanan menjadi tujuh hari? maka dalam satu hari hanya dibutuhkan dua truk kontainer saja.
Cara ini akan berimbas pada kelancaran jalan menuju pelabuhan. Artinya, kata Menhub Budi, tercipta efek positif yang dapat mengurangi jumlah kemacetan.
“Jadi jalannya lengang, truknya produktif yang di pelabuhan juga enak mengaturnya. Dengan lengang itu maka kecenderungan untuk melakukan kegiatan ekspor khususnya itu bertambah. Pasti bertambah. Karena kemudahan itu equivalen dengan pertambahan jumlah. Kalau ini semua lancar maka otomatis yang ekspor juga menjadi lebih banyak,” jelas Menhub.
Selanjutnya yang juga menjadi pusat perhatian Menhub adalah empty container (kontainer kosong) dalam impor barang. Menurutnya, banyak kontainer setelah melakukan proses impor barang, truk-truk kontainer tersebut berjalan dalam keadaan tanpa muatan atau kosong. Karena itu hal ini akan dikoordinasikan lebih lanjut agar truk-truk tersebut tidak berjalan dalam keadaan kosong.
“Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi,” ujar Menhub Budi. (Syam S)