Hadir di Kuningan, SMK Pencetak Tenaga Awak Kabin
Jumat, 21 Juli 2017, 11:14 WIBlustrasi Awak Kabin dan Penumpang [image source]
Bisnisnews.id-SMK Penerbangan Taufiq Mubarok Kuningan Desa Kapandayan, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, bisa menjadi peluang bagi warga desa untuk menjadi awak kabin. Bukan sesuatu yang tidak mungkin, warga di desa-desa akan terbang bersama burung-burung besi mengelilingi nusantara bahkan dunia.
Sekolah kejuruan, yang khusus mencetak awak kabin, seperti pramugari maupun pramugara, termasuk juga tenaga ground handling ini, menurut pemerhati penerbangan, Arista Atmajati adalah langkah cerdas yang harus mendapat dukungan. Pemerataan pendidikan kejuruan, sudah saatnya dlakukan bukan hanya di kota-kota besar tapi juga pedesaan.
Launching Kampus Baru SMK Penerbangan Taufiq Mubarok Kuningan yang disaksikan Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan Sabtu (15/7/2017) lalu itu, adalah gerakan kepedulian yang dilakukan
Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (KOAPAGI).
Arista mengatakan, inilah bentuk kepedulian insan penerbangan terhadap kader SDM aviasi yang sangat kurang di Indoesia. Apalagi SMK Taufik Mubarak Kuningan ini mempunyai jurusan yang langka, yakni Power Plant dan Airframe.
Tahun 2017, SMK ini akan membuka kelas baru jurusan Ground Handling dan Pramugari. Awalnya hanyasatu kelas, saat ini sudah bekembang jadi tiga kelas. yaitu Ground Handling dan Pramugari.
Koapagi, ata Srista, salah satu koperasi awak penerbang Garuda Indonesia yang peduli terhadap pegembangan SDM aviasi, selalu mendukung berupa CSR program ke SMK Penerbangan Kuningan ini sejak tiga tahun silam.
Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, semua negara negara maju didunia tidak diawali dengan revolusi militer, revolusi ekonomi, tetapi negara negara maju di dunia di awali dengan revolusi pendidikan.
Anton mengaku sangat apresiasi perkembangan pendidikan di Kabupaten Kuningan, terlebih lagi dengan berdirinya kampus baru SMK Penerbangan Kuningan yang di beri nama Kampus Baru SMK Penerbangan Taufiq Mubarok Kuningan.
"Jepang bisa maju karena adanya revolusi pendidikan, demikian juga dengan negara tetangga yakni Malaysia, saya masih ingat pada tahun 1970 dan 1980, saudara kita orang Malaysia belajar ke Indonesia, mereka dulu masih di bawa Indonesia, tapi sekarang apa yang terjadi, Malaysia sudah lebih hebat dari pada Indonesia," kata Anton
Lembaga pendidikan penerbangan di Kabupaten Kuningan, termotivasi dari beberapa pendalaman materi baik secara lingkungan sekitar maupun lainnya. "Melihat kebutuhan tenaga mekanik pesawat itu, memang tidak banyak di lakukan pencetakan sebelumnya. Kalau boleh menjelaskan, bahwa di Indonesia krisis mekanik pewsawat," jelas Arista. (Syam S)