Hasil Analis SCI 2019 Sektor Transportasi dan LogistikTumbuh 11,15 Persen
Selasa, 19 Maret 2019, 13:17 WIBBisnisnews.id - Kontribusi sektor transportasi menempati peranan penting terhadap perekonomian nasional. Termasuk pengelolaan pergudangan dan jasa penunjang angkutan, serta pos dan kurir.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kontribusi seluruh sektor moda transportasi pada Produk domestik bruto (PDB) 2018 tumbuh 8,23 persen atau Rp 666,2 triliun, meningkat Rp 50,7 triliun dibanding tahun 2017 Rp 615,5.
Dari seluruh sub sektor moda transportasi itu, angkutan rel (kereta api) menunjukkan perubahan kontribusi tertinggi, yaitu sebesar 14,16 persen dari 9,17 triliun pada 2017 menjadi 10,46 triliun pada 2018.
Namun di tahun 2019, berdasarkan analis Supply Chain Indonesia (SCI) sektor transportasi diprediksi tumbuh sebesar 11,15 persen menjadi Rp 740,4 triliun.
Chairman SCI Setijadi dalam keterangannya Selasa (19/3/2019) mengatakan, peningkatan kontribusi itu didorong oleh pertumbuhan industri pengolahan nonmigas, terutama industri makanan. Pendorong lainnya adalah perdagangan dengan peningkatan produksi barang.
Kata Setijadi, meskipun kontribusi tertinggi didominasi angkutan darat namun dari segi pertumbuhan sepanjang tahun 2019 diprediksi pada moda angkutan udara 17,37 persen, diikuti angkutan berbasis rel 17,11 persen.
Pertumbuhan angkutan lainnya diprediksi di bawah 10 persen, yaitu angkutan darat (jalan) 7,55 persen, angkutan laut sebesar 6,65 persen serta angkutan sungai, danau, dan penyeberangan sebesar 6,24 persen.
Sedangkan dari sisi kontribusi tertinggi masih dari angkutan darat sebesar Rp 380,8 triliun (51,43%) dan angkutan udara sebesar Rp 282,2 triliun (38,12%). Angkutan laut berkontribusi sebesar 6,50 persen angkutan darat (jalan), angkutan sungai, danau, dan penyeberangan sebesar 2,30 persen dan angkutan rel sebesar 1,66 persen.
Di sektor lapangan usaha BPS mencatat kontribusi tertinggi pada usaha transportasi dan pergudangan terhadap PDB tahun 2018 sebesar Rp 797,3 triliun atau 5,37 persen dari PDB senilai Rp 14.837,36 triliun.
Lapangan usaha tersebut menieit Setijadi menggambarkan sektor logistik yang mencakup subsektor transportasi per moda. Yaitu, transportasi berbasis rel; jalan raya, laut; udara, serta sungai, danau, dan penyeberangan. Sektor logistik juga mencakup pergudangan
Analis. SCI Setijadi juga menjelaskan, sektor transportasi Indonesia pada tahun 2018 didominasi oleh sub sektor angkutan darat (jalan) dengan kontribusi sebesar 53,15 persen dan diikuti angkutan udara 36,10 persen. Angkutan-angkutan lainnya memberikan kontribusi rendah, yaitu angkutan laut 6,77 persen, angkutan sungai, danau, dan penyeberangan 2,41 lersen dan angkutan berbasis rel 1,57 persen.
Berdasarkan data-data tersebut, ungkap Setijadi kontribusi setiap moda transportasi yang tidak berimbang menunjukkan ketidakseimbangan penggunaan moda-moda transportasi di Indonesia.
Hal ini berpotensi terhadap inefisiensi proses dan biaya transportasi dan logistik yang berdampak terhadap harga produk dan komoditas. Selain mempengaruhi daya saing nasional, untuk beberapa wilayah tertentu, hal ini berdampak terhadap ketersediaan produk dan komoditas, serta disparitas harga antar wilayah.
Karena itu Setijadi menyimpulkan pemerintah dan para pihak terkait perlu mendorong peningkatan peranan moda-moda transportasi secara berimbang untuk mewujudkan sistem transportasi multimoda secara terintegrasi dengan transportasi laut sebagai backbone.
Sistem transportasi yang sesuai dengan karakteristik geografis Indonesia ini akan mendorong efisiensi sistem logistik nasional. (Syam S)