Hasil Ramp Check di 36 Bandara, Berikut Penjelasannya
Senin, 17 Desember 2018, 22:41 WIBBisnisnews.id - Hasil ramp check serentak di 36 Bandara, selama dua hari (15-17 Desember 2018), Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B.Pramesti pastikan, seluruh armada laik operasi.
Dirjen Polana mengatakan, raml check difokuskan ke bandara-bandara yang diprediksi akan mengalami kenaikan penumpang selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2019.
Kendati demikian, tutur Dirjen Polana, rampcheck akan terus dilakukan sampai 10 Januari 2019. Ini dilakukan untuk mengawal para pemudik Natal dan Tahun Baru 2019 selamat dan nyaman selama dalam perjalan.
Polana menjelaskan kegiatan ramp check di beberapa lokasi bandara tersebut rutin dilakukan.
“Rampcheck merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh inspektur penerbangan dari Ditjen Hubud guna memastikan seluruh armada yang dioperasikan maskapai laik terbang. Rampcheck ini juga merupakan rangkaian dari rampcheck yang sudah dijadwalkan selama masa angkutan udara Natal dan Tahun Baru 2019", ujar Polana.
Hasil ramp check pesawat di beberapa bandara tersebut ditemukan temuan pada beberapa pesawat yang sifatnya minor dan sudah ditindaklanjuti.
"Pesawat-pesawat yang kami periksa, memenuhi syarat kelaikudaraan. Baik dari lisensi dokumen pilot, engineering, kabin dan lainnya sesuai dengan ketentuan namun ada beberapa pesawat yang mendapat catatan dari Tim kami tapi sifatnya bisa ditanggulangi dengan cepat", lanjut Polana.
Polana menginstruksikan kepada jajarannya untuk terus mengawal maskapai dalam memberi pelayanan penerbangan terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Dijelaskan, Inspektur Penerbangan telah melakukan 191 inspeksi dengan jumlah pesawat yang diperiksa sebanyak 153 registrasi.
Yaitu, ramp inspection di Bandara Soekarno Hatta sebanyak 14 registrasi, meliputi Boeing B737-800NG milik Garuda Indonesia, Airbus A320-200 milik Citilink, Boeing B737-800NG dan B737-900ER milik Lion Air dan Boeing B737-800NG milik Sriwijaya Air.
Bandara Halim Perdanakusuma sebanyak lima registrasi, meliputi Airbus A320-200 milik Citilink Indonesia, ATR 72-600 milik Wings Air dan ATR 72-600 milik Transnusa Aviation Mandiri.
Bandara Husein Sastranegara Bandung sebanyak 5 registrasi, meliputi Boeing B737-800NG milik Garuda Indonesia, Airbus A320-200 milik Citilink Indonesia, Airbus A320-200 milik Indonesia AirAsia dan Boeing B737-800NG milik Lion Air.
Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan sebanyak 9 registrasi, meliputi Boeing 737-300 dan Boeing B737-800NG milik Sriwijaya Air, Boeing B737-900ER milik Lion Air, Airbus A320-200 milik Citilink, Boeing B737-800NG milik Batik Air dan Bombardier CRJ 1000 milik Garuda Indonesia.
Bandara Sam Ratulangi Manado sebanyak 10 registrasi yang meliputi Boeing B737-800NG dan CRJ 1000 milik Garuda Indonesia, Boeing B737-800NG dan B737- 900ER milik Lion Air, Boeing B737-800NG milik Batik Air, A320-200 milik Citilink dan ATR 72-600 milik Wings Air.
Bandara Sultan Mahmud Badaruddim Palembang sebanyak 7 registrasi yang meliputi B737-800NG dan ATR 72-600 milik Garuda Indonesia, B737-900ER milik Lion Air, ATR72-600 milik Wings Air dan Boeing 737-500 milik Xpress Air.
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebanyak 31 registrasi yang meliputi Airbus A320 milik Batik Air, ATR 72-500 dan ATR 72-600 milik Wings Air, Boeing B737-800NG/900ER dan B737-8 Max milik Lion Air, Boeing B737-800NG dan B737-900ER milik Sriwijaya Air, MD-DC 9/83 milik Airfast Indonesia, ATR72-600 dan CRJ 1000 milik Garuda Indonesia, Airbus A320-200 milik Citilink dan ATR72-600 milik Transnusa. (Syam S)