INASGOC Mampu Raih Pemasukan Dari Sumber Lain
Sabtu, 30 Desember 2017, 16:20 WIBBisnisnews.id - Rapat akhir tahun 2017 Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) yang dipimpin Wakil Ketua INASGOC, Sjafrie Sjamsoeddin di Markas INASGOC, Wisma Serbaguna, Senayan, Jakarta, Kamis (28/12/2017) mengevaluasi sejumlah pencapaian yang dicapai panitia pelaksana dalam mempersiapkan diri menyelenggarakan pesta olahraga bangsa Asia yang akan berlangsung, 18 Agustus - 2 September mendatang. Dalam perhelatan akbar terbesar di Asia tersebut, akan dipertandingkan 40 cabang olahraga dengan 67 disiplin dan 462 event.
Evaluasi tersebut penting untuk mengukur sejauh mana kinerja yang dilakukan tiga bidang, empat deputi, dan 31 departemen yang ada di INASGOC. Rapat pimpinan itu dihadiri Sekjen INASGOC, Eris Herryanto, Wakil Asisten Keuangan, Suwartomo, Koordinator Perencanaan dan Anggaran, Tjuk Agus Minahasa, Koordinator Pengadaan, Listyanto, Deputy I Harry Warganegara serta beberapa panitia yang mewakili deputy-deputy dan para koordinator dari berbagai departemen.
"Dalam tahun 2017, banyak kegiatan penting dijalankan INASGOC sebagai penyelenggara. Mulai dari countdown di dua kota, pelaksanaan test event lebih dari 30 cabang olahraga yang berjalan lancar, bahkan test event di Palembang mayoritas digelar di competition venue sehingga bukan hanya panpel, tapi kelayakan venue juga diuji coba. Keberhasilan dalam kerjasama sponsor dengan BUMN dan beberapa perusahaan swasta juga menjadi momen penting karena INASGOC mampu meraih pemasukan dari sumber lain," jelas Sjafrie Sjamsoeddin.
Untuk menggelar Asian Games 2018 Jakarta Palembang, INASGOC membutuhkan Rp 5,5 trilyun. Pemerintah memberikan dukungan lewat APBN sebesar Rp 4,95 trilyun, sehingga kekurangan Rp. 540 Milyar harus diperoleh dari sponsor. Sejauh ini, prospek mendapatkan dana dari sponsor sangat positif karena enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka sudah menanda tangani komitmen sebagai sponsor utama Asian Games. Ditambah empat perusahaan asal China sebagai prestige dan support sponsor, dan sembilan perusahaan swasta menjalin kerjasama.
Dalam menggunakan uang negara, tingkat penyerapan yang dilakukan INASGOC sangat tinggi. Dari anggaran Rp 2 trilyun di tahun 2017, alokasi terbesar digunakan untuk kegiatan atau belanja barang, yang kebutuhan anggarannya tahun jamak (multiyears).
"Target penyerapan anggaran tahun 2017 dengan alokasi Rp 2 trilyun, sampai tanggal 27 Desember mencapai 94%. Penyerapan tersebut dilakukan sejak Juni 2017, sehingga dilakukan akselerasi proses dalam penyerapannya" jelas Suwartomo.
Ya, sejak pertengahan tahun lalu, dua deputi penting di INASGOC, yakni Deputi I Games Operation dan Deputi III Games Support mengerjakan kegiatan dalam skala besar dan menggunakan anggaran multiyears.
"Mulai dari persiapan broadcasting, opening and closing ceremony, pembelian peralatan timing and scoring, serta penyiapan dukungan IT&T. Biaya sewa venue, kegiatan akreditasi, pengadaan alat olahraga untuk pertandingan, serta penyelenggaraan 45 test event juga menyedot biaya yang tidak kecil. Tahun 2017 merupakan tahun penting dalam persiapan utama Asian Games sebelum memasuki tahun Games Times di 2018," tambah Tjuk Agus Minahasa.
Dalam menjalankan penyerapan, INASGOC tetap menjalankan prinsip akuntabilitas dan transparansi agar tidak terjadi penyalahgunaan yang bisa menimbulkan kerugian dalam penggunaan uang negara. Dalam hal ini, INASGOC mendapat pendampingan dan pengawasan dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), tim Kejaksanaan Agung, dan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) yang memberikan asistensi prosedur pengadaan.
"Berkat pendampingan dan koordinasi pengawasan dengan BPKP, LKPP, dan tim Kejaksanaan Agung, kami bisa melakukan banyak kontrak pengadaan barang dan jasa yang memudahkan kinerja INASGOC dalam menjalankan program kerja," jelas Sjafrie Samsoeddin.
Di awal tahun 2018, INASGOC tengah fokus menggelar Coordination Committee Meeting jilid 8 yang akan digelar, 13-14 Januari di Jakarta, serta test event Invitation Tournament di bulan Februari yang mempertandingkan sembilan cabang olahraga. "Untuk menggelar test event tersebut, sudah dialokasikan dana Rp 77 miliar, dan sejauh ini sudah 31 negara yang mengkonfirmasi akan ikut serta. Kami masih menunggu tambahan peserta untuk di tiga cabang, yakni sepakbola, basket 5x5, dan bola voli indoor," ungkap Deputi I Games Operation, Harry Warganegara.
“Untuk procurement, hingga saat ini sudah terlaksana 256 kontrak kerja dengan total nilai hampir 1,7 Triliun dengan pengadaan terbesar adalah untuk Broadcast Management sebesar hampir Rp. 1 Tiriliun, disusul layanan teknologi baik AGIS, IT Lab, Venue Technology Services, dan Cloud Technology Services sekitar 592 Miliar, juga pelaksanaan jasa untuk Opening dan Closing Ceremony sekitar 175 Miliar Rupiah,” jelas Listyanto.
Persiapan untuk test event Invitation Tournament sudah matang dirancang INASGOC. Mulai dari pembelian peralatan tanding, hingga pelatihan volunter yang akan memulai tugas perdana di test event tersebut. "Khusus untuk test event itu, volunter sudah disiapkan untuk Protocol Assistant (PA) dan National Olympic Committee (NOC) Assistant. Mereka akan melayani tamu VVIP dari Dewan Olimpiade Asia (OCA), NOC dari negara peserta Asian Games 2018, perwakilan International Sports Federation, delegasi peninjau, serta tamu-tamu terundang oleh OCA dan INASGOC," ucap Sekjen INASGOC, Eris Herryanto.
“Meski padat dengan program kerja level tinggi di 2018, INASGOC tetap membuka pintu atas kritik dan masukan dengan berencana membuka layanan aduan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat menyampaikan segala hal demi mendukung sukses penyelenggaraan Asian Games 2018 melalui SMS ke 08117182018. Terlebih di tahun depan, INASGOC akan memusatkan kegiatan operational games times dengan melakukan beragam simulasi competition management sekaligus mengecek kesiapan venue pertandingan dan wisma atlet yang menyebar di Jakarta dan Palembang, “ tutup Sjafrie Samsoeddin. (Gungde Ariwangsa)