Indonesia Dalam ASEAN-China Air Transport Agreement
Sabtu, 16 November 2019, 14:44 WIBBisnisNews.id -- Berkenaan dengan konsep Protocol 3 on Expansion of Fifth Freedom Traffic between ASEAN and China of the ASEAN-China Air Transport Agreement, kini Indonesia dalam proses perubahan poin dari “Mataram” ke “Makassar”. Saat ini China masih melakukan koordinasi internal dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
"Selanjutnya, berkenaan dengan Air Traffic Management, ASEAN Master Plan akan diharmonisasi dengan ICAO Global Air Navigation Plan ANP 2019 yang terbaru. Terkait dengan hal tersebut, perlu dilakukan pembaharuan terhadap ASEAN Air Traffic Management Master Plan Version 1.0 dan merubah judul yang semula ASEAN Air Traffic Management Master Plan menjadi ASEAN Air Navigation Plan," kata Sekjen Kemenbub Djoko Sasono sekaligus Ketua Delegasi Indonesia di ajang STOM di Hanoi Vietnam.
"Untuk pengesahan ASEAN ATM Master Plan Version 2.0, akan dilakukan pembahasan terhadap konsep ASEAN Air Navigation Plan pada pertemuan ATWG berikutnya," jelas Djoko.
Pada pertemuan dimaksud terdapat beberapa dokumen yang disepakati untuk diadopsi oleh Negara Anggota ASEAN, yakni antara lain Kualifikasi Perangkat Pelatihan Simulasi Penerbangan (FSTD) dari Pengaturan Pengakuan Bersama tentang Lisensi Kru Penerbangan.
Implementasi dari Kerangka Kerja untuk AFAMT dan rencana aksinya; Transportasi Multimoda; ASEAN Green Ship Strategy; Inisiatif Baru di bawah Kemitraan Transportasi ASEAN-Jepang (AJTP); Pelatihan Perencanaan Implementasi Sistem Satelit Navigasi Global; Penelitian Bersama tentang Pemeliharaan Jembatan untuk Koridor Lintas-Batas ASEAN.
Kemudian perpanjangan Pelatihan Operator VTS; Peningkatan Aksesibilitas ke Angkutan Umum untuk Penyandang Disabilitas dan Lansia; dan Bukti Konsep (PoC) tentang Solusi TIK untuk pengendalian Kendaraan yang berlebih muatan.
Pertemuan Bilateral
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan juga mengadakan Pertemuan Bilateral antara Indonesia dan Vietnam. Dalam pertemuan ini dibahas mengenai konektivitas udara antara Indonesia dan Vietnam, salah satunya permohonan dukungan slot time bagi Badan Usaha Angkutan Udara Nasional secara timbal-balik dalam melaksanakan penerbangan ke/dari Vietnam.
Lalu juga dibahas permohonan dukungan untuk dapat saling mengisi kebutuhan pilot di kedua negara khususnya fresh graduate pilot sebagai sesama Negara Anggota ICAO.
“Indonesia juga menawarkan kepada Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam apabila ingin melakukan validasi sekolah pilot Indonesia, sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak,” tambah Djoko.
Indonesia juga bertemu dengan USABC untuk membahas mengenai rencana Seminar terkait Road Safety yang akan diadakan oleh Kedutaan Besar Amerika bekerja sama dengan 3M, yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2019 di Jakarta.
“Banyak manfaat yang didapat dari seminar tersebut, antara lain dapat meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan akan keselamatan lalu-lintas jalan, dapat meningkatkan kerjasama antara Kementerian Perhubungan dengan Instansi terkait untuk menciptakan program unggulan dalam rangka meningkatkan keselamatan jalan."
"Selanjutnya, dapat menyebarluaskan informasi mengenai tata cara keselamatan berkendara di jalan raya dan mendiskusikan bagaimana cara terbaik untuk mengurangi angka kecelakaan di jalan raya, serta meningkatkan kesadaran publik tentang keamanan berkendara di jalan,” tukas Djoko.
Sebagai informasi, pertemuan ASEAN Transport Ministers (ATM) ke-26 tahun 2020 rencananya akan diadakan di Negara Brunei Darussalam.(helmi)