Indonesia dan Inggris Gelar Pendidikan Keselamatan Pelayaran Kapal Penumpang
Senin, 18 Februari 2019, 11:18 WIBBisnisnews.id - Dirjen Perhubungan Laut R.Agus H.Purnomo perintahkan Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menyiapkan SDM-nya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran di perairan Indonesia.
Perintah itu disampaikan Dirjen Agus dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Direktur KPLP, Ahmad , saat membuka kegiatan Train The Trainer Maritime Security Passenger Screening Skills di Benoa, Bali Senin (18/2/2019).
Pendidikan keselamatam dan keamanan pelayaran untuk angkutan penumpang ini merupakan hasil kerjasama dengan Pemerintah Inggris melalui International Maritime Security Operations Team (IMSOT), United Kingdom Department for Transport in yang be4langsung selama empat hari (18 - 21 Februari 2019.
Dirjen Agus mengatakan, posisi Indonesia sangat strategis diantara dua benua dan dua samudera. Karena itu lemerintah Indonesia berperan besar dalam kancah maritim internasional yang tentunya dituntut penegakan keselamatan dan keamanan pelayaran yang tinggi oleh negara maritim di dunia.
Usai pembukaan acara, Direktur KPLP Ahmad menerangkan, sejumlah pelabuhan di Indonesia saat ini tengah mengalami peningkatan kunjungan kapal pesiar asing. Kehadiran kapal-kapal pesiar itu diharapkan mampu mendongkrak perekonomian nasional yang nersumber dari sektor wisata.
Hal tersebut tentunya mempunyai konsekuensi dan tantangan bagi pihak operator terminal penumpang untuk meningkatkan pelayanan terkait keamanan dan kenyamanan bagi penumpang dan pengguna jasa di dalamnya.
"Dari sudut pandang keamanan, terminal penumpang yang merupakan tempat berkumpulnya banyak orang pada saat yang bersamaan, mempunyai resiko keamanan yang tinggi," ujar Ahmad.
Dikatakan, cara untuk menurunkan resiko keamanan terhadap fasilitas pelabuhan adalah dengan memperkuat diri, terkait keamanan fisik maupun prosedural. Tentunya diharapkan agar pihak fasilitas pelabuhan secara konsisten melaksanakan tindakan-tindakan keamanan sesuai prosedur, yang pada akhirnya tidak menempatkan fasilitas pelabuhan sebagai soft target atau sasaran empuk bagi para pelaku tindak kejahatan.
"Hal tersebut tentu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi perlu konsistensi dan komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Saya yakin bahwa dengan kerja sama yang baik antar instansi terkait di pelabuhan serta kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara-negara sahabat, akan tercipta keamanan maritim nasional dan global yang lebih baik," kata Ahmad.
Ahmad memhatakan, awal tahun 2018 lalu, pertama kali kursus Maritime Security Passenger Screening Skills dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priok dan kali ini terdapat perbedaan pada pelaksanaannya. Yaitu komposisi peserta sebagian besar adalah petugas KPLP dari Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai yang mendapatkan pelatihan untuk menjadi pelatih atau trainer dalam hal pemeriksaan terhadap penumpang kapal.
"Selesai mengikuti kegiatan tersebut, diharapkan agar sekembalinya peserta ke tempat tugas masing-masing dapat memberikan pelatihan kepada personil keamanan di fasilitas-fasilitas pelabuhan di wilayah kerjanya. Dengan kegiatan pelatihan yang akan berlangsung selama empat hari kedepan ini, kami mengharapkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan performa keamanan pelabuhan di Indonesia khususnya di terminal penumpang," terang Ahmad. (Syam S)