Indonesia dan Negara Pantai Hadiri Co-Operation Forum di Singapura
Senin, 24 September 2018, 21:37 WIBBisnisnews.id - Tiga negara pantai, Indonesia, Malaysia dan Singapura kembali membahas isu keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura, Senin (24/9/2018) di Singapura pada acara Co-Operation Forum (CF) ke-11.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo saat memberikan sambutan pembukaan sebagai Ketua Delegasi Republik Indonesia di Singapura menegaskan, keselamatan dan keamanan pelayaran menjadi tanggungjawab bersama negara pantai.
"Terima kasih atas undangan Pemerintah Singapura untuk menghadiri pertemuan penting ini yaitu Cooperative Forum ke-11 yang dihadiri oleh para delegasi dari tiga negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura serta delegasi dari Organisasi Maritime Internasional atau IMO, negara kontributor dan para pemangku kepentingan terkait di Selat Malaka dan Selat Singapura," ujar Dirje Agus.
Pertemuan dimaksud dimulai dengan ada penayangan video perjalanan 10 tahun Mekanisme Kerjasama mengenai Keselamatan Pelayaran dan Perlindungan Lingkungan Maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura sebelum dibuka resmi oleh Menteri Koordinator Infrastruktur dan Menteri Perhubungan Singapura, Mr. Khaw Boon Wan.
"Baru saja kita semua menyaksikan video perjalanan sepuluh tahun pertama Mekanisme Kerjasama mengenai Keselamatan Pelayaran dan Perlindungan Maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura. Dari pemutaran video tersebut, terlihat jelas bahwa Mekanisme Kerjasama menggambarkan suatu komitmen untuk berdialog dan bekerjasama antara negara-negara pantai dengan industri pelayaran dan semua pemangku kepentingan tentang isu-isu terkait, dalam rangka memelihara dan meningkatkan keamanan navigasi dan perlindungan lingkungan maritim di kedua Selat tersebut," kata Dirjen Agus.
Lebih lanjut, Dirjen Agus mengatakan sejak pembentukan Mekanisme Kerjasama pada tahun 2007, sudah banyak proyek yang telah berhasil dilaksanakan. Beberapa proyek masih ada yang perlu dilanjutkan untuk diselesaikan dan tentunya proyek baru akan segera mengikuti.
"Kita semua punya banyak alasan untuk berbangga atas prestasi dan pencapaian selama sepuluh tahun terakhir ini," kata Dirjen Agus.
Pelaksanaan proyek-proyek tersebut juga menunjukkan bahwa negara-negara pantai dapat bekerja sama dengan negara-negara pengguna dan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan laut di Selat Malaka dan Singapura, berdasarkan Pasal 43 UNCLOS.
"Mengenai isu kemaritiman saat ini, sebagai komitmen terhadap isu keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura, Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara pantai lainnya untuk menjadikan Selat lebih aman dan lebih bersih dengan memperkenalkan beberapa inisiatif, yaitu pemeliharaan dan penggantian Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dan juga melakukan studi tentang cetak biru keselamatan navigasi dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura," jelas Dirjen Agus.
Di sela-sela agenda Forum, ketiga pimpinan administrator maritim negara pantai tersebut mengadakan pertemuan informal untuk membahas isu-isu terkait di Selat tersebut dan hasilnya ketiga pimpinan tersebut sepakat untuk melihat kembali posisi terakhir proyek Marine Environment Highway (MEH) sejak tahun 2014.
Indonesia punya peran penting dalam proyek tersebut dimana Data Center MEH ditempatkan di Batam sehingga Indonesia turut memelihara dan mendukung untuk peningkatan ke fase berikutnya. (Ismadi)