Indonesia Fokus Pada Keselamatan Pelayaran dan Perlindungan Lingkungan Maritim
Senin, 30 September 2019, 19:07 WIBBisnisNews.id -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim sudah seharusnya menjadi perhatian utama, tidak hanya bagi ketiga negara pantai. Namun juga seluruh stakeholder dan pengguna Selat Malaka dan Selat Singapura.
“Hari ini kita mengadakan Cooperation Forum yang ke 12, satu kehormatan bagi Indonesia bisa melaksanakan ini bersama Malaysia dan Singapura," kata Menhub Budi saat membuka pertemuan Cooperation Forum ke-12 yang berlangsung di Hotel PO Semarang (30/9/2019).
Dikatakan, tentunya banyak negara yang concern terhadap selat Malaka mengingat selat Malaka sangat penting, oleh karenanya dalam pertemuan ini kita harus fokus terutama berkaitan dengan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim.
Cooperation Forum adalah pertemuan tahunan di bawah kerangka Cooperative Mechanism yang dilakukan secara bergiliran oleh tiga negara Pantai secara urutan alfabetikal. Cooperation Forum (CF) memegang peranan penting karena merupakan forum pertemuan pejabat setingkat eselon I/ high level (administrasi maritim) dari 3 (tiga) Negara Pantai/Littoral States (Indonesia, Malaysia dan Singapura) dan Negara Pengguna Selat/User Straits, Asosiasi dan Organisasi Internasional.
Forum ini bertujuan untuk meningkatkan dialog dan diskusi sekaligus menyelesaikab isu-isu yang berkembang di bidang keselamatan pelayaran/ navigasi dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Singapura.
Pertemuan Cooperation Forum akan mengidentifikasi dan menyusun prioritas proyek baik dari Negara Pantai, Negara Pengguna Selat, Asosiasi maupun Organisasi Internasional dalam rangka meningkatkan keselamatan pelayaran/ navigasi dan perlindungan lingkungan maritim di kawasan Selat Malaka dan Selat Singapura.
Menurut Menhub, karena pentingnya selat Malaka maka harus ada komitmen, oleh karenanya beberapa hari ini akan dilakukan diskusi harapannya adalah adanya suatu rekomendasi-rekomendasi berkaitan dengan bagaimana selat Malaka itu dapat berfungsi dengan baik dan tentunya akan memberikan benefit bagi semua negara dan Indonesia juga akan mendapatkan suatu manfaat.
“Indonesia secara khusus akan membangun kuala tanjung di sana dan kita juga mempersiapkan pandu-pandu yang profesional oleh karenanya saya harapkan semua pihak memberikan dukungan atas kegiatan-kegiatan ini,” sebut Menhub.
Koordinasi, Safety, Environment
Pada kesempatan yang sama Dirjen Perhubungan Laut Agus R. Purnomo menyebutkan kerja sama ketiga negara selama ini sudah berjalan dengan baik dari segi koordinasi, safety, environment, dan protection. Namun hal ini menurutnya masih harus terus ditingkatkan.
“Alhamdulillah lancar. (Kerja sama ketiga negara) Kita juga punya alat yang begitu canggih. Ke depan ini yang harus kita tingkatkan terus termasuk nanti SDM, safety dan environmentnya kita tingkatkan. Sehingga pelayanan di selat Malaka bisa lebih efisien dan lebih kompetitif ke depan,” jelasnya.
Pertemuan Cooperation Forum akan dilanjutkan dengan 2 Pertemuan lainnya, yaitu Tripartite Technical Expert Working Group (TTEG) dan Project Coordination Committee (PCC) yang dihadiri oleh pejabat setingkat eselon II dari setiap Negara Pantai, untuk membahas usulan dan implementasi terhadap proyek-proyek yang telah disampaikan dan disetujui pada pertemuan Cooperation Forum.
Adapun Cooperative Mechanism dibentuk oleh tiga negara pantai (Indonesia, Malaysia, Singapura) dengan dukungan dari International Maritime Organization (IMO) dengan didasarkan pada kesepakatan Ministerial Meeting di Batam tahun 2005, Jakarta Statement ‘2005 (Senior Officer Meeting), Kuala Lumpur Statement 2006.
Kemudian Singapore Statement ‘2007, untuk mengaplikasikan article 43 UNCLOS 1982 yang mendorong peran serta User States dan Stakeholders dalam peningkatan keselamatan & perlindungan lingkungan di Selat Malaka dan Selat Singapura.(helmi)