Instalasi Bambu Getih Getah Untuk Gerakkan Ekonomi Rakyat
Minggu, 21 Juli 2019, 06:16 WIBBisnisnews.id -- Instalasi bambu Getih Getah karya Mas Joko Avianto di area Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta memang sudah waktunya di bongkar. Instalasi itu dibangun untuk menyambut delegasi Asean Games 2018. Selain itu, instalasi tersebut juga untuk menggerakan ekonomi masyarakat, karena semua bahan baku dan SDM yang mengerjakan orang Indonesia asli.
"Apalagi, jika penerima manfaat itu adalah kelompok-kelompok masyarakat yang jarang menerimanya. Itu prinsip dasar ekonomi makro," sebut akun @dishub dki jakarta.
Kita sengaja memilih instalasi dari bahan bambu, agar dana itu menjangkau petani bambu, seniman bambu, dan tenaga kerja trampil di bidang bambu. Jasa angkutan, para tukang yg memasang hingga tukang yang membongkar.
Baca Juga
"Itu semua adalah akibat dari pilihan material bambu, Ia menggerakkan ekonomi lokal, kecil dan rakyat kebanyakan," kilah dia.
Seperti diketahui, bambu bahan baku "Instalasi Getih Getah" berasal dari Jawa Barat, petaninya tentu lokal. Dana itu diterima bukan oleh pelaku ekonomi raksasa, tapi justru oleh pelaku ekonomi mikro dan kecil," sebut akun Dishub Jakarta lagi.
Terkait alasan penurunan Instalasi bambu Getih Getah, Pemprov DKI Jakarta beralasan. Pertama, instalasi itu bagian dari penyambutan acara Asian Games Agustus tahun lalu. Sebagaimana berbagai atribut yang dipasang di sekitar Senayan dan berbagai wilayah Jakarta, itu semua bukan permanen. Seselesainya Asian Games maka semua atribut dilepas kembali.
Begitu juga dengan instalasi Bambu ini, tidak permanen. Saat itu diproyeksikan bisa bertahan 6 bulan. Ternyata malah bisa tahan lebih lama. Dan, kini memang sudah waktunya untuk diturunkan. Tidak ada yang aneh, selesai acara ya diturunkan.
Kedua, soal biaya. Perlu disadari bahwa pengeluaran Pemerintah itu beda dengan pengeluaran perusahaan atau pribadi. "Pengeluaran pemerintah juga bertujuan menggerakkan perekonomian, meratakan manfaat anggaran untuk orang banyak," kilah Pemprov DKI Jakarta.
Ke depannya, Kota Jakarta justru perlu lebih banyak memberikan anggaran untuk para seniman, apalagi jika karya mereka menggunakan material lokal dan menggerakan ekonomi rakyat kebanyakan.
Ketiga, soal karya seni itu sendiri. Alhamdulillah, syukur tak terhingga banyaknya warga yg sudah menyaksikan, menikmati dan berswafoto di depan #GetihGetah itu.
Karya bambunya pernah dipampang di Esplanade Singapura, Yokohama dan Frankfurt. Kita senang ada putra bangsa, seorang seniman berkelas, Joko Avianto yang seni bambunya ikut mewarnai pusat kota Jakarta selama hampir setahun.
"Seni bambu karya Joko Avianto itu bukan hanya jadi tamu memesona di negeri orang, tapi juga tuan rumah di negeri sendiri," tegas dia.(helmi)