Jelang Nataru 2020, Ini Saran Keselamatan Dari Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono
Jumat, 06 Desember 2019, 06:25 WIBBisnisNews.id -- Ketua KNKT Dr. Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya merekomendasikan beberapa titik rawan kecelakaan lalu lintas untuk dijaga dan diantisipasi dengan baik, Khususnya menjelang ritual mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019/2020 mendatang. "Semua pihak harus peduli dan menegakkan aturan mengenai keselamatan, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," katanya menjawab BisnisNews.id usai Rekor Nataru di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Menurutnya, untuk lintas tol TransJawa, daerah paling rawan adalah ruas tol Cipali. Dalam kondisi normal, hampir setiap hari ada kasus laka lantas di Cipali. "Saat Nataru nanti, potensi terjadi laka lantas makin besar. Dan ini harus diantisipasi sedini mungkin," kata Soerjanto lagi.
Dikatakan,ruas Tol Cipali itu rawan laka lantas. Pasalnya, ruas jalan itu lurus, datar dan orang sering lupa sehingga memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. "Saat ada masalah, seperti mobil rusak atau berhenti di depan bahkan pengemudi mengantuk, maka sangat rawan laka lantas itu," jelas dia.
Kasus serupa juga bisa terjadi di Tol TransSumatera, yang membentang mulai Bakauheni Lampung sampai Sumatera Selatan. "Jalanan mulus, datar, dan masih baru. Biasanya, orang bereforia lewat jalan tol dan memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Inilah salah satu penyebab utama terjadinya kecelakaan itu," sebut Soerjanto.
Pada prinsipnya, potensi terjadinya kecelakaan di jalan raya atau jalan tol bisa terjadi setiap saat. Apalagi saat mudik Nataru atau peak season lainnya. "Disinilah kita semua harus waspada, termasuk pemudik atau pengguna jalan tol khususnya. Tetap waspada, dan taati aturan lalu lintas agar tak memicu terjadinya kecelakaan tersebut," pesan Soerjanto.
KNKT menambahkan, khususnya bagi pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi atau bus AKAP untuk ekstra hati-hati. Persiapkan perjalanan Anda dengan baik. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan laik jalan, pilih jalan yang baik dan dipastikan laik jalan. "Dan juga pengemudi harus dalam kondisi prima, lengkapi diri dengan surat dan dokumen yang lengkap," terang Soerjanto.
Cek Dan Petakan Potensi Kerawanan
Sebelumya, Menhub Budi Karya saat memimpin Rakor Nataru di kantornya mengatakan, Kemenhub mengharapkan ada koordinasi di daerah khusus, selain di jalur darat, khususnya di Indonesia Timur seperti di Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Jadi ini kita butuhkan TNI bahu membahu dengan Polri.
Oleh karenanya, Menhub Budi memberikan arahan kepada Dirjen Hubdat Budi Setiyadi untuk melakukan pengecekan atau pemetaan kemacetan di akses tol, pasar tumpah, rest area/ SPBU, lokasi wisata, dermaga, dan perlintasan.
“Secara khusus ada 3 tempat yang harus jadi perhatian yaitu di wilayah PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Merak dan Bakauheni, karena akan timbul limpahan yang signifikan. Di tol Cipali yang rawan kecelakaan rest area-nya belum bertambah. Berikutnya, pembatasan operasional kendaraan barang, nanti dari Organda silahkan memberikan respon,” kata Menhub.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi juga menambahkan, "Dari sektor darat yang perlu diantisipasi menyangkut masalah penyeberangan yang nantinya akan berkoordinasi dengan Basarnas atau BNPB terkait kerawanan. Sementara untuk masalah penyeberangan yang akan kami fokuskan dan perhatikan, yaitu lintasan Merak-Bakaheuni, Ketapang-Gilimanuk, Danau Toba."
"Kemudian terkait jalur untuk angkutan dari Jakarta sampai ke Jawa Tengah maupun Jawa Barat nantinya kami akan berkoordinasi dengan Korlantas Polri seperti yang sudah dibahas kemungkinan dinamika di lapangan menyangkut masalah dari jalan Tol Jakarta-Cikampek, Cikampek- Cirebon mungkin yang akan menjadi perhatian yaitu dari Cirebon-Cikampek atau dari akhir tol-Cikampek mungkin nantinya ada skema khusus," tandas Dirjen Budi.(helmi)