KA Barang Mandai - Ramang -- Garongkong Segera Diujicoba, Trucking dan Shipper Bilang Gini
Jumat, 14 Juni 2024, 13:04 WIBBISNISNEWS.id - Setelah angkutan penumpang beroperasi secara reguler reguler, kini kereta api (KA) Trans Sulawesi mulai merambah ke jasa angkutan barang. Ujicoba akan dilakukan dari Stasiun Mandai ke Stasiun Garongkong yang terkoneksi dengan pelabuhan Garongkong dan Dry Port Ramang-ramang.
Potensi barang yang diangkut berupa semen dan bahan baku industri, yang mengadopsi pada sistem rolling highway dimana truck kontainer berisi barang langsung naik kereta, yang sementara ini sudah siap operasi sepanjang 108 km. Seperti Barang yang ada di terminal penumpukan Pelabuhan Garongkong dan Dry Port ( pelabuhan kering) kawasan Rammang-rammang
Angkutan barang dari kawasan pabrik semen Bosowa dan Tonasa di Maros maupun Dry Port Ramang-ramang ke pelabuhan Garongkong atau sebaliknya, diangkut menggunakan kereta.
Secara infrastruktur, track kereta yang menghubungkan Maros-Garongkong sejauh 108 km sudah siap operasi, namun secara teknis operasional masih dilakukan penyesuaian sarana, terutama trucking dan kontainer yang diangkut, dimana sarana keretanya harus sesuai dengan lebar dan panjang truk yang akan diangkut.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) Risal Wasal mengatakan, saat ini sedang diupayakan untuk dilakukan ujicoba truk pengangkut kontainer langsung masuk ke gerbong kereta barang.
Di Indonesia kan ini baru pertama, karenanya perlu ada kesamaan antara rangkaian kereta dengan lebar kontainer yang diangkut truk dan segera diimplementasikan.
Penjelasan itu disampaikan Dirjen Risal saat melakukan kunjungan kerja ke Makassar Sulawesi Selatan pada Kamis 13 Juni 2024. Dijelaskan, truk pengangkut kontainer i 20 feed bisa diangkut dua truk untuk satu gerbong tapi untuk 40 feed cukup satu truk. Rencananya, untuk satu rangkaian ada 20 gerbong barang.
Sistem rolling highway ini menguntungkan banyak pihak, bukan hanya pemilik barang tapi juga pemerintah pusat dan daerah, dimana usia jalan akan lebih panjang karena berkurangnya beban.
" Kami bantu sektor jalan raya, dari truk-truk pelanggar ODOL. Dengan sistem yang bakal kami terapkan, nantinya, tidak ada lagi truk ODOL, terutama di Makassar Sulsel.
Ujicoba yang dilakukan ini menjadi contoh yang nantinya bisa ditularkan ke wilayah lainnya. Terutama Pulau Jawa.
Konsep truk angkutan kontainer naik gerbong kereta ini, menguntungkan pemilik barang. Waktu tempuh dari pelabuhan atau sebaliknya dipastikan lebih cepat, tidak terlena macet di jalan, menghemat bahan bakar, menghemat usia sparepart, seperti ban dan kanpas rem.
" Yang kami lakukan ini menguntungkan banyak pihak, mulai dari pemilik truk, pemilik barang dan pihak keamanan," jelas Arsal.
Dijelaskan, barang atau kontainer dari gudang atau lapangan penumpukan di pelabuhan, tidak perlu lagi dibongkar, diurai, yang memakan waktu lama tapi langsung ditarik truk dan truk masuk gerbong kereta yang mempersempit adanya potensi kerusakan.
Dirjen Arsal mengakui, sistem yang akan diimplementasikan ini lebih ditujukan pada kebutuhan industri, terutama batang-barang yang bersifat massal.
Terkait rencana penerapan sistem ini, ungkap Arsal, sudah ada kalangan industri dan pabrik yang akan memanfaatkannya, seperti Semen Bosowa dan Tonasa.
" Tahap pertama diprioritaskan produksi pabrik dan industri, selanjutnya ya hasil perkebunan dan hutan lainnya, karena Sulawesi Selatan ini sangat potensial," jelasnya
Ketua Umum Assosiasi Pengusaha Trucking Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menyambut baik rencana Ditjen Perkeretaapian tersebut, karena sangat efektif dan membantu pemilik barang dari sisi waktu dan usia sparepart kendaraan.
"Kedati demikian Gemilang mengingatkan, sistem itu harus benar-benar ditangani serius dan jangan langsung dioperasikan tapi diujicoba, sampai benar-benar efektif," jelasnya.
(Syam)