KA Cepat Jakarta - Bandung Masih Menghadapi Kendala
Jumat, 02 Agustus 2019, 17:53 WIBBisnisnews.id - Kereta cepat yang menghubungkan dua kota besar Jakarta - Bandung masih menghadapi sejumlah kendala. Diantaranya soal pembebasan lahan yang akan digunakan untuk kegiatan konstruksi rel dan stasiun.
Namun menurut Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri, kendala pada pembebasan lahan itu bentuknya spot-spot atau parsial pada titik tertentu.
"Sebenarnya si tidak banyak yang belum dibebaskan, bentuknya spot-spot gitu. Tapi secara keseluruhan progresnya bagus sudah sekitar 80 persen," kata Zulfikri, dalam dialog dengan para awak media di Kemenhub, Jumat (2/8/2019).
Dia optimis, kendala pembebasan lahan yang dihadapi itu tidak akan menunda target operasi pada Juli 2021 mendatang. " Kan kecil-kecil yang belum dibebaskan, kami optimis 2021 akan beroperasi," tuturnya.
Kereta cepat Jakarta - Bandung, yang nantinya dioperasikan.PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memiliki empat stasiun mulai dari Karawang hingga Bandung. Yakni, Karawang, Halim, Walini dan Tegalluar Bandung.
Dalam operasionalnya, kereta cepat tersebut akan terhubung dengan jalur kereta api ke Kota Bandung, tepatnya dari kawasan Tegalluar-Stasiun Bandung menggunakan rel kereta api eksisting double track.
Khusus jalur ini, pembangunan sarananya menggunakan skema Business to Business (B to B). Yaitu antara konsorsiun yang dipimpin PT KAI yang juga melibatkan PT Wika, PT PSBI, PT Jabar Moda Transportasi, dan PT KCIC.
Angkutan massal berbasis rel yang diklaim sebagai kereta masa depan ini armada pengangkutnya menggunakan jenis kereta CR400AF produk terbaru CRRC Qingdao Sifang China. Dirjen Zulfikri menegaskan, akan selesai sesuai target.
Proyek kereta cepat yang menelan investasi senilai 6,071 miliar dolar AS tersebut, 75 persen bersumber dari China Development Bank (CDB) dan 25 persen ekuitas pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yaitu PSBI dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
"Proyek kereta cepat Jakarta - Bandung memang kurang terdengar belakangan ini tapi progresnya bagus, terus berjalan. Kan kendala utama lahan, sekarang sudah 80 persen, sisa spot-spot kecil," tuturnya.
Berdasarkan data, akselerasi proyek terus tumbuh, sejak cairnya kredit modal kerja senilai 810,4 juta dolar AS dari CDB pada Oktober 2018 lalu. (Syam S)