Kabut Asap, Penerbangan di Pekan Baru Terganggu, Padang dan Palembang Normal
Minggu, 22 September 2019, 10:52 WIB 
                                            Bisnisnews.id -  Dampak kabut asap pembakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan semakin mengganggu  transportasi, khusunya penerbangan. Sejumlah pesawat  di bandar udara 
Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau harus melakukan hold atau berputar-putar mencari posisi tepat agar bisa mendarat.
Seperti di laporkan, Minggu (22/9/2019) pagi tiga pesawat dari  maskapai berbeda harus berputar-putar di langit Pekan Baru karena kesulitan mendarat di bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau .
Jarak pandang di bandara itu dilaporkan hanya sekutar 500 meter sehingga menyulitkan bagi pilot untuk mendaratkan pesawatnya di landasan pacu. Pada Minggu pagi sekitar pukul 08.30 ruang udara di Pekan Baru sangat pekat oleh kabut asap.
Tiga pesawat yang terjebak  kabut asap  sehingga kesulitan untuk mendarat pada Minnggu pagi pukul 08.30 WIB ialah Batik Air, Citilink dan Malindo Air.
Officer In charge (OIC) Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Benni Netra  seperti dilansir dari Antara menjelaskan, Batik Air dengan nomor penerbangan 6856 dari Bandara Soekarno Hatta seharusnya mendarat pada pukul 07.35 WIB. Namun, hingga kini jarak pandang di landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) Pekanbaru berkisar 500 meter sehingga pilot masih menunggu jarak aman pendaratan.
Selanjutnya, Citilink QG 936 yang juga dari Soekarno Hatta dijadwalkan untuk mendarat sekitar pukul 08.15 WIB, serta Malindo Air OD 362 dari Subang, Malaysia yang dijadwalkan mendarat pukul 08.30 WIB juga masih berputar-putar di udara Pekanbaru.
Benni mengatakan  jarak pandang aman untuk mendaratkan pesawat adalah 800 meter. Akan tetapi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan jarak pandang hanya 500 meter akibat asap.
Sementara itu di Padang Sumatera Barat  operasional pesawat normal, meskipun ada beberapa yang sempat mengalami keterlambatan keberangkatan, namun kondisinya  normal.  
Kepala Otoritas Bandar Udara (Otban)Wikayah VI-Padang Agoes Soebagyo  kepada Bisnisnews menjelaskan,  pesawat di Bandara Internasional Minangkabau  (BIM)  take off dan landing normal. 
Kabut asap  dampak dari kebakaran hutan tidak sampai menggu kegiatan operasional. Hasil monitoring  di Bandar Udara Wilayah Kerja  Otban VI - Padang Minggu, 22 September 2019  kondisinya masih kondusif.
Bandara lainnya yang berada di bawah Otban VI, seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II - Palembang  di laporkan,  pada  pukul 07:00:00 WIB  aman didarati. Hasil monitoring dilaporkan arah angin ke  Selatan dengan kecepatan  5.6 km/jam dan jarak pandang  0.5 km, cuaca berasap,  suhu 22 derajat celcius , titik embun 20 derajat celcius  serta tekanan udara 1012 hPa
Kondisi peralatan dan utilitas bandara : SQFL RWY 29 U/S
Pelayanan jasa terkait  dilaporkan normal. Sedangkan oesawar yang semoat mengalami keterlambatan penerbangan 15 - 50 menit. Seluruh penumoang diberikan pelayanan sesuI regulasi yang berlaku. (Syam S)
Berikut Delay Pesawat Hasil Monitoring Otban VI-Padang
Palembang: 
1. IW 1750 PLM -BKS
STD : 06. 00 LT
ATD : 07.20 LT 
OTP : 80 Min
    
2. JT 142 PLM-PGK
STD : 06.10 LT
ATD :    07.26  LT
OTP : 76 min
3. QG 1940 PLM-PDG 
STD :  06.40 LT
ATD : 07.23 LT 
OTP : 43 Min
Jambi:
1. Bandara Sultan Thaha-Jambi
Pukul			:  07:00.00 WIB
Arah angin	:  Selatan
Kec.Angin	:  9.3 km/jam
Jarak Pandang		:  1.7 km
Cuaca			:  Berasap
Suhu			:  23 °C		
Titik Embun		: 22 °C 
Tekanan Udara:1012 hPa.
                                
                                
            
 
             
                                 
                                 
                                 
                                 
                                 
                             
                             
                             
                             
                            