Kamboja Galau, Airlines Merah Putih Belum Masuk ke Negaranya
Senin, 26 Desember 2016, 13:21 WIB
Bisnisnews.id-Penerbangan langsung Kamboja -Indonesia masih belum pasti, meskipun nota kesepahaman (MoU) antara kedua negara telah ditandatangani. Sekretariat Negara Penerbangan Sipil Kamboja (SSCA) berharap kesepakatan itu segera direalisasikan, sehingga kedua negara dapat mengembangkan industri wisatanya.
Pemberitaan Khmer Times hari ini, juru bicara SSCA, Sinn Chan Sereyvutha mengatakan, pemerintah Kamboja telah menandatangani MoU penerbangan langsung dari Indonesia ke Kamboja, tapi faktor pasar masih menjadi kendala utama bagi Indonesia.
" Masalah utama bagi operator penerbangan Indonesia adalah pasar, namun mereka dapat melakukan penerbangan langsung atau codeshare dengan maskapai lain untuk menghemat biaya penerbangan ke Kamboja," katanya.
Kata Sinn Chan, operator penerbangan Indonesia enggan melakukan penerbangan langsung karena kurangnya wisatawan Indonesia yang berkunjung Kamboja dibanding Malaysia, Singapura, Thailand dan Eropa.
Menanggapi kegalauan Kamboja, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S. Ervan mengatakan, pemerintah Indonesia hanya memfasilitasi seluruh aktivitas penerbangan antar negara, selanjutnya dikembalikan kepada masing-masing operator. Sebab, apa yang terjadi dengan Kamboja, juga terjadi pada sejumlah negara lain, dimana Indonesia menjalin perjanjian penerbangan antar negara.
" Perjanjian penerbangan antar negara yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan Kamboja dan negara lainnya, saat penandatanganan dokumen melibatkan para operator penerbangan kedua negara. Selanjutnya, diserahkan ke masing-masing operator," kata Bambang.
Dia mencontohkan, seperti dengan Amerika dan Rusia, pemerintah Indonesia juga telah mempunyai perjanjian penerbangan, namun airlines merah putih belum ada yang bersedia terbang ke negara itu. Namun ada juga, meskipun masakapi Indonesia belum melayani penerbangannya, negara itu telah lebih dahulu masuk ke Indonesia.
" Kalau Kamboja mau terbang langsung ke Indonsia, ya silahkan saja, meskipun maskapai Indonesia belum ada yang terbang langsung ke Kamboja," jelasnya.
Sementara itu, Ho Vandy, Sekretaris Jenderal Aliansi Pariwisata Nasional Kamboja mengatakan sulit memikat wisatawan Indonesia ke Kamboja, " Jika ada penerbangan langsung, wisatawan Indonesia akan mempertimbangkan Kamboja," kata dia.
Kong Sophearak, Direktur Statistik dan Informasi Departemen Pariwisata Kamboja mengatakan, jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Kamboja telah sedikit meningkat, namun jumlahnya masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain, karena tidak ada penerbangan langsung.
" Kami memiliki MoU penerbangan langsung Jakarta-Phnom Penh dengan Indoneia, tapi belum juga dilaksanakan karena Indonesia masih melihat aspek investasi dan pasar pariwisata," kata Sophearak.
Pitono Purnomo, Duta Besar Indonesia untuk Kamboja mengatakan, pada September tahun ini, penerbangan setiap hari ke Kamboja atau Indonesia melalui Bangkok, codeshare dengan Bangkok Airlines.
Kata Pitono, pihaknya terus mendorong maskapai nasional Indonesia terbang ke Kamboja, tetapi Garuda Indonesia yang menjadi andalan Indonesia, masih terus melakukan studi kelayakan.
Menurut laporan Kementerian Pariwisata negara tersebut, dari Januari hingga Oktober tahun ini, pengunjung dari Indonesia meningkat sekitar 14 persen, dari 34.099 pada tahun 2015 menjadi 39.164 tahun ini.
Jumlah kedatangan wisatawan internasional pada periode yang sama adalah 3.920.000, naik sekitar 4,4 persen dari 3,75 juta pada periode yang sama tahun lalu. (marloft/syam)