Kasus "Sabtu Kelabu" Direksi dan Komisaris Bank Mandiri Layak Dipecat
Senin, 22 Juli 2019, 05:45 WIBBisnisnews.id -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu segera meminta kepada Meneg BUMN Rini Soemarno untuk mengevaluasi dan pecat semua Direksi Dan komisaris Bank Mandiri,Tbk yang tidak punya kapasitas dan professional sebagai banker untuk mengurus Bank Mandiri .
Kasus "Sabtu kelabu" saat dana nasabah tiba-tiba hilang atau berkurang tanpa seizin dan sepengetahuan nasabah, adalah hal yang sangat aneh. Kasus itu diduga karena sistem IT yang rusak atau tak berfungsi optimal. Akibatnya terjadi hal-hal yang sangat merugikan nasabah tersebut.
Jelas, kalau sistim information technology (IT) yang di maintenance, terus saldo nasabah bisa berkurang itu sangat tidak mungkin terjadi. Pasti ada sesuatu yang enga beres di Bank Mandiri terkait sistim IT-nya. "Bisa jadi ada kegiatan yang bakal merugikan Bank Mandiri secara sengaja," kata Ketua SPBUMN Bersatu dab politisi Gerindra Arief Poyuono di Jakarta.
Baca Juga
Menurut dia, Direksi Bank Mandiri harus di evaluasi dan diganti terkait peristiwa "Sabtu kemarin" dengan hilangnya atau berkurangnya dana nasabah bank Mandiri . "Sangat tidak masuk akal bank terbesar di Indonesia dan bank yang publik listed di pasar saham, mengalami kekacauan sistim IT-nya yang meyebabkan kepanikan dan kerugian nasabah akibat saldo para nasabah pada berkurangnya," jelas Arief menjawab Bisnisnews.id.
Dari peristiwa ini, lanjut dia, tentu bisa menjadi sebuah hambatan bagi keberhasilan aktivitas bisnis di Indonesia yang sedang di kembangkan oleh pemerintahan Jokowi.
Akibat peristiwa tersebut, menurut Arief, bisa menyebabkan kepercayaan publik dan nasabah terhadap keamanan dana mereka jika di simpan di Bank Mandiri mulai dipertanyakan dan diragukan nasabah dan juga para investor.
"(Kini) sudah cukup bukti kalau Direksi dan Komisaris Bank Mandiri memang layak untuk di copot semuanya," papar Arief lagi.
Namun demikian, pinta Arief, peristiwa ini (Bank Mandiri) jangan sampai membuat para nasabah Bank Mandiri untuk menarik dananya. "Kita (Pemerintahan Jokowi) tetap harus membesarkan Bank Mansidi, milik BUMN tersebut," papar Arief.
Dia menambahkan, manajemen Bank Mandiri tidak bisa hanya minta maaf dengan alasan sedang melakukan maintenance sistem IT. Sudah terlalu banyak kerugian yang dialami para nasabah Bank Mandiri di Tanah Air.
"Tapi, harus ada pertanggung jawaban Direksi dan komisaris Bank Mandiri yang jelas-jelas sudah menciptakan kekacauan sistim keuangan dan bisnis di Indonesia," tegas Arief.(helmi)