Kemenhub atau BPTD Perlu Pastikan Orang Yang Keluar Jabodetabek Negatif Covid-19
Jumat, 17 April 2020, 10:27 WIBBisnisNews.id -- Pengamat transportasi dan anggota IKAALL STTD Edy Yulianto mengusulkan, upaya pencegahan penyebaran virus corona (cobid-19) khususnya di matra darat dilakukan sejak dari hulu, khususnya dari zona merah seperti Jabodetabek atau kota lain di Indonesia.
Menurutnya, penumpang dan awak angkutan umum khususnya AKAP/ AKDP dari terminal pemberangkatan sudah dicek kesehatannya. Paling tidak dengan thermal scanner untuk mengetahui indikasi awal mereka terpapar covid-19 atau negatif.
"Jika mereka suhu tubuhnya tinggi, ditambah dengan gejala-gelaja mirip covid-19 langsung diambil tindakan. Jika di terminal pemberangkatan langsung dilarang jalan. Kalau sampai tujuan, mereka disarankan langsung berobat ke Puskesmas/ RS dan isolasi diri sesuai protokol kesehatan," kata Edy Yulianto kepada BisnisNews.id.
Menurutnya, semua ini sekadar masukan tolong temen-teman di Kementerian Perhubungan baik yang di pusat maupun BPTJ, mohon dapat dilakukan screening atau minimal Rapid Test Covid-19 buat awak angkutan umum AKAP/AKDP yang masih beroperasi.
"Bila mungkin juga, pada orang-orang yang keluar dari Jabodetabek supaya pandemi dari zona merah tidak meluas kemana mana, maka dilakukan screening sebelum keluar kota," kata Edy yang juga staf pengajar PKTJ Tegal itu.
Dia meminta dilakukan pemeriksaan yang lebih ketat penjagaan di perbatasan bukan hanya yang masuk tapi yang keluar dari Jabodetabek dan tidak cukup hanya test suhu badan saja," usul mantan Sekdishub Ciamis itu lagi.
Upaya memperketat pemeriksaan keluar masuk orang di tengah pendemi covid-19, menurut Edy semakin urgen karena semakin dekat dangan bulan Puasa dan Lebaran 2020 nanti.
Memang ada wacana Pemerintah akan melarang mayarakat Indonsia untuk mudik guna membatasi penyebaran covid-19 terutama saat masa Puasa dan Lebaran nanti. Tapi, sejauh ini sikap Pemerintah belum jelas, mau melarang mudik atau tidak.
Edy menambahkan, apapun yang akan diambil Pemerintah nanti, aparat di daerah bahkan sampai ke tingkat kecamatan atau keluraha atau desa harus bersiap diri. "Semua kemungkinan sampai yang terburk sekalipun harus disiapkan sejak sekarang," kilah dia.
Edy menambahkan, ke depan orang yang bisa keluar dari Jabodetabek adalah mereka yang benar-benar tidak sebaga carier atau bahkan positif covid-19. "Dengan begitu, ada kepastian yang lebih tinggi di daerah tidak terdampak covid-19 yang semakin luas," tegas Edy.(hel/helmi)