Kemenhub Perkuat Diplomasi Maritim, Diikuti 13 Negara Afrika
Kamis, 09 Oktober 2025, 15:28 WIB
BISNISNEWS.id - Sharing Knowledge Indonesia for MOWCA” yang diikuti 13 negara anggota Maritime Organization of West and Central Africa (MOWCA) menjadi moment strategis bagi Indonesia dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor di bidang maritim
Sekretaris Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM-P) , Capt. Wisnu Handoko memaparkan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci memperkuat posisi Indonesia di dunia pelayaran Internasional.
“Kualitas SDM adalah faktor penentu dalam menghadapi revolusi industri maritim 4.0. BPSDMP mendorong seluruh lembaga pendidikan pelayaran untuk bertransformasi mengadopsi teknologi baru, dan memperkuat kerja sama global seperti yang dilakukan STIP hari ini,“ ungkap Wisnu, saat membuka secra resmi Sharing Knowledge Indonesia for MOWCA” yang berlangsung di Auditorium Nusantara, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta Utara, Rabu (8/10/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh peserta Training of Examiners (ToE) International Maritime Organization (IMO) Model Course 3.12 dan Training of Trainers (ToT) IMO Model Course 6.09 .
Menurutnya, penguasaan teknologi digital, energi terbarukan, dan kompetensi berstandar nasional menjadi prioritas utama menuju visi Indonesia Emas 2045 sebagai poros maritim dunia.
Dari sisi industri, Senior Manager Operasional PT. IPC Container Terminal (Pelindo Group), Rudi Dwinanda mengungkapkan pentingnya kolaborasi pendidikan dalam mencetak tenaga kerja maritim yang kompeten.
“Pelabuhan adalah gerbang perdagangan dunia. Tanpa SDM yang terlatih dan profesional, efisiensi dan keselamatan operasi akan terganggu. Karena itu, kami mendukung peningkatan kapasitas pelaut dan operator melalui pelatihan bersertifikasi dan kerja sama dengan institusi pendidikan maritim,” ungkapnya.
Direktur PT. Temas Tbk, Widi Kiswanto menyoroti perubahan cepat dalam sektor pelayaran akibat perkembangan teknologi digital.
“Era digitalisasi telah mengubah wajah dunia pelayaran. Dari smart ships, automated cranes, hingga sistem digital pelabuhan. Semua menuntut SDM yang paham teknologi. Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan strategi utama yang memerlukan investasi, kolaborasi, dan pola pikir baru,” paparnya.
Dalam sesi akhir, Sales Director Artimu Business Group, Donny Saksono, memaparkan pandangan global maritim di tengah transisi energi dan digitalisasi. Ia menyoroti bahwa lebih dari 90% perdagangan dunia bergantung pada transportasi laut, sementara dunia kini menghadapi krisis kekurangan pelaut profesional.
“Investasi pada manusia adalah investasi pada keselamatan dan efesiensi industri maritim. Pendidikan harus bergerak seiring dengan perubahan zaman, memanfaatkan Virtual Reality, Augmented Reality, dan Digital Twin Technology untuk melatih generasi pelaut masa depan,” ujar Donny.
Sebagai penutup, Ketua STIP Jakarta, Tri Cahyadi juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara dunia pendidikan dan industri maritim dalam menghadapi tantangan global.
“Sesi berbagi pengetahuan ini bukan hanya sekadar isyarat niat baik, ini merupakan platform penting bagi kerja sama selatan-selatan yang mewujudkan komitmen Indonesia, khususnya melalui Kementerian Perhubungan untuk mendorong pertumbuhan, ketahanan, dan kolaborasi bersama dalam industri maritim global,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh pejabat struktural Kementerian Perhubungan, dan para pemangku kepentingan industri maritim nasional.
(Syam)