Kemenhub Serahkan Kapal Tol Laut Untuk Dioperasikan di Kawasan Timur Indonesia
Jumat, 26 Juli 2019, 07:24 WIBBisnisnews.id -- Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut (Hubla), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menyerahkan kapal pendukung tol laut yakni Kapal Rede KM. Gandha Nusantara 6, KM. Sabuk Nusantara 70, KM. Meliku Nusa, KM. Berkat Taloda, KM. Sabuk Nusantara 38, KM. Sabuk Nusantara 33 dan KM. Kie Raha I .
Mereka (kapal tol laut) diserahkan kepada operator pelayaran nasional untuk dapat segera dioperasikan melayani masyarakat di IKawasan Timur Indonesia (KTI). Serahterima kapal pendukung tol laut tersebut di lakukan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut yang diwakili oleh Kepala Sub Direktorat Angkutan Laut Dalam Negeri, Capt. Budi Mantoro di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Bitung, Sulawesi Utara (Sulut), kemarin.
Acara serah terima kapal tol laut dari Kemenhub ini juga disaksikan oleh Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Bidang Pelayanan Transportasi Laut, Kemaritiman Dan Tol Laut, Ahmad Muhtasyar.
Baca Juga
"Kapal Rede KM. Gandha Nusantara 6 yang diserahkan ke PT. Pelni dibangun oleh galangan PT. Daya Yes dan digunakan sebagai penghubung untuk daerah atau wilayah Pelabuhan Bitung ke Pulau Lembeh dengan kapasitas 58 penumpang," jelas Capt. Budi.
Pemerintah berharap, lanjut dia, kehadiran kapal-kapal tol laut ini bisa meningkatkan dan memperlancar dstribusi barang dan jasa khususnya di daerah 3T. “Disparitas harga barang makin makin kecil, dan kegiatan ekonomi di daerah terus tumbuh,” papar Capt. Budi saat dikonfirmasi Bisnisnews.id.
Menurut dia, distribusi barang dengan kapal tol laut kebih murah, karena mendapatkan subsidi pemerintah sampai 50% dari harga pasar. Tol laut ini meruupkan bukti negara hadir di mata rakyat, bahkan sampai di daerah remote, yaitu kawasan 3T itu.
Oleh karena itu, Capt. Budi berharap, dunia usaha dan pihak terkait lainnya bisa memanfaatkan tol laut dengan optimal. “Subsidi yang dikucurkan untuk program tol laut makin efektif dan efisien,” tukas alumni PIP Semarang itu.
Selama ini, kapal tol laut terisi penuh dari pelabuhan hub tempat berangkat. Sebaliknya, space kapal tol laut belum semua terisi. Akibatnya, untuk kawasan tertentu program tol laut belum maksimal dirasakan dampaknya ke masyarakat.
“Disini perlu peran dan partisipasi semua pihak, seperti Pemda, dunia usaha lokal dan lainnya. Makin tinggi load factor kapal tol laut akan memberikan nilai tambah makin besar,” tegas Capt. Budi Mantoro.(helmi)