Kemenhub Sinergikan Seluruh Pemangku Kepentingan Untuk Sukseskan Angkutan Nataru 2020
Kamis, 19 Desember 2019, 19:24 WIBBisnisNews.id -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta seluruh stakeholder untuk berkoordinasi seluruh pemangku kepentingan untuk melancarkan penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019/2020 besok. Saat ini seluruh kekuatan kemenhub di pusat dan daerah secara teknis siap melayani arus mudik Nataru 2020.
“Kemenhub selaku leading sektor telah melakukan pengumpulan data dan menginventarisir titik-titik kritis dan krusial untuk diantisipasi guna melancarkan penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru,” jelas Menhub dalam acara Pembukaan Posko Angkutan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (19/12/2019)
Menhub Budi Karya mengatakan, Kemenhub telah melakukan pemetaan beberapa titik yang dianggap krusial seperti : Tol Layang Jakarta-Cikampek yang segera beroperasi pada libur natal 2019 dan tahun baru 2020 yang perlu dilakukan penjagaan karena berada di ketinggian sekitar 15 meter, Tol Cikopo – Palimanan (Cipali) yang rawan kecelakaan, Angkutan Penyeberangan Merak – Bakauheni yang diprediksi mengalami lonjakan penumpang karena beroperasinya tol lintas Sumatera, dan angkutan laut di wilayah Timur yang diprediksi terjadi lonjakan penumpang kapal.
“Kami telah bersinergi dengan TNI dan Polri pada Rapat koordinasi Nataru yang dipimpin Menkopolhukam bahwa selama ini koordinasi dilakukan dengan sangat baik untuk membantu tidak hanya untuk kelancaran lalu lintas, tetapi juga menjamin keamanannya,” jelas Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengatakan berdasarkan prediksi akan terjadi lonjakan penumpang di Pelabuhan Merak-Bakauheni karena pengoperasian tol lintas Sumatera.
“Kami menekankan agar PT ASDP menyiapkan sistem IT yang baik, membuat gate yang lebih banyak, dan menyiapkan lapangan parkir yang besar,”kata Menhub.
Kemudian terkait antisipasi lonjakan penumpang kapal di wilayah timur Indonesia. Menhub mengungkapkan telah mengalokasikan 40 kapal untuk membantu melayani wilayah Indonesia Timur dan beberapa diantaranya adalah bantuan kapal dari TNI.
“Untuk sektor laut terutama di wilayah Timur Indonesia agar penumpang kapal dapat terlayani dengan baik, namun di satu sisi keselamatan tetap terjamin. Karena kami tidak memperbolehkan kapal mengalami over kapasitas, ”lanjut Menhub.
Selain itu, Menhub juga menyoroti keselamatan angkutan penyeberangan di Danau Toba, Selayar dimana pernah terjadi muasibah kecelakaan kapal.
“Kami melakukan evaluasi misalnya dengan memastikan tidak ada lagi penumpang kapal yang naik di atap (hal ini guna menjaga kestabilan kapal). Walaupun wewenang pengawasan ada di tingkat daerah, namun kami akan menempatkan personel khusus untuk mengawasi. Kami juga meminta agar penumpang tidak memaksakan berangkat jika melihat kapal sudah penuh,” ungkapnya.
Selain itu, yang menjadi perhatian Menhub adalah terkait kelaikan bus-bus Pariwisata. Menurut Menhub, pengawasan bus-bus pariwisata tidak mudah dilakukan karena memiliki banyak pool yang tersebar. Untuk itu, Menhub telah berkoordinasi dengan Polri bersama Dinas Perhubungan di daerah agar dilakukan random check terhadap bus-bus pariwisata yang tidak laik, atau belum dilakukan ramp check, untuk kemudian dilakukan law enforcement dan penertiban. Menhub juga meminta untuk disiapkan subsitusi dengan beberapa bus di tempat-tempat tertentu.
“Kami minta pemilik bus pariwisata melakukan self ramp check atau pengecekan mandiri, misalnya mengecek kondisi ban, mesin, dan hal penting lainnya. Kami minta masyarakat juga agar memilih bus pariwisata yang telah berstiker rampcheck di bagian depan bus. Ini dilakukan untuk menjaga aspek keselamatan,” tegas Menhub.(nda/helmi)